Pokmair Terban Manfaatkan Sungai Code jadi Air Bersih Warga

Sepanjang sungai Code terdapat sumber air yang berupa belik atau pancuran mata air yang berasal dari tanah. Sumber Air tersebut merupakan air yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan rumah tangga. Selain itu, air yang berasal dari belik layak untuk dikonsumsi. Seperti masyarakat di RT 17 RW 4 Kelurahan Terban Kemantren Gondokusuman memanfaatkan air belik untuk kebutuhan masyarakat sekitar.

Ketua Kelompok Pemakai Air (Pokmair) Sumber Tirto Dono Mulyo Sutiyono menjelaskan dalam upaya menekan biaya pemakaian air khususnya masyarakat di RW 4 Kelurahan Terban, masyarakat memanfaatkan sumber air yang ada yaitu belik yang ada di pinggiran sungai Code.

“Air dari belik ini kita salurkan ke rumah warga, kalau dulu kita memberi tarif setiap rumah yang memanfaatkan dikenai biaya Rp. 20.000 sebulan. Karena penggunaan air setiap rumah itu berbeda, sekarang penyaluran air dari belik sudah menggunakan meteran jadi biar warga tidak ada yang merasa dirugikan,” ujar Sutiyono.

Selain disalurkan ke 46 rumah, air belik di kawasan RT 4 Terban ini dimanfaatkan sebagai air minum dengan metode reverse osmosis (RO). “Untuk air minum kita kemas dengan botol dan galon. Tapi untuk saat ini kita hanya melayani by request saja,” jelasnya.

Sutiyono menjelaskan dalam satu minggu penggunaan air yang disalurkan ke rumah warga bisa mencapai 450 meter kubik dengan biaya Rp 20.000 untuk satu sampai 15 kubik, apabila lebih dari 15 kubik diberikan biaya tambahan. Sementara itu, galon isi ulang dalam satu minggu bisa mencapai kurang lebih 10 galon. Pokmair Sumber Tirto Dono Mulyo mematok harga Rp. 4000 untuk satu galon, dan Rp. 1800 untuk ‘Maknyess’ air minum kemasan botol 600ml.

“Setiap dua atau tiga bulan sekali mengajukan uji sampling kualitas air belik untuk pengelolaan air minum sedangkan untuk air yang disalurkan ke rumah-rumah warga setiap 6 bulan sekali. Selain itu, setiap satu tahun sekali dilakukan uji kualitas secara keseluruhan,” terang Sutiyono.

Air minum kemasan botol Maknyess untuk saat ini belum diproduksi secara masal, produksi hanya dilakukan by request agar waktu simpan air tidak terlalu lama. Sutiyono mengaku saat ini Pokmair Sumber Tirto Dono Mulyo sedang mempersiapkan untuk dilakukan uji ketahanan kualitas air. “Kami sudah menyiapkan air kemasan botol dari tahun 2020 untuk diuji, agar kami juga tau kualitas air akan bertahan berapa lama untuk dikonsumsi,” tambahnya.

“Untuk perawatan fisik setiap tiga bulan sekali kami membersihkan penampungan dan setiap enam bulan sekali kami membersihkan jaringan saluran air agar tetap lancar dengan menguras pipa,”

Selain memproduksi air isi ulang galon dan penyaluran air ke rumah-rumah masyarakat. Pokmair Sumber Tirto Dono Mulyo juga menyediakan sarana fasilitas umum mandi, cuci, kakus (MCK) yang digunakan bersama oleh beberapa masyarakat untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di sekitaran RW 4 Terban.

“Dulu untuk masyarakat yang memanfaatkan fasilitas umum kita kenakan tarif 10 ribu sebulan, tapi semakin kesini yang memanfaatkan fasilitas umum dari luar RW sekarang tidak bayar lagi, gratis” imbuh Sutiyono.

Sutiyono berharap sumber air di RW 4 ini bisa terus memenuhi kebutuhan masyarakat, semakin berkembang baik serba bisa segera menjual air minum kemasan botol secara masal. (Chi)