Kurangi Volume TPA dengan Sulap Sampah Organik Jadi Pakan Ternak

Umbulharjo – Pengolahan sampah di wilayah akan menjadi unsur pendukung penting dalam mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko pada Selasa (2/8).

Dari data lapangan 60 persen sampah di Kota Yogyakarta yang dibuang ke TPA Piyungan merupakan sampah organik. Ahmad Haryoko mengatakan hal tersebut menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan bersama. Dari unsur pemerintah melalui DLH kemudian dari wilayah melalui bank sampah, komunitas, dan unsur kewilayahan lainnya.

Seperti halnya di wilayah Kelurahan Giwangan yang sejak tiga bulan terakhir mengolah sampah organik terutama sampah daun dan potongan ranting pohon menjadi pakan ternak dan budidaya magot. Dengan didukung oleh 13 Bank Sampah di wilayah Kelurahan Giwangan dalam pemilahan sampahnya.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari Kelurahan Giwangan bersama LPMK, Komunitas, dan masyarakat dalam pengolahan sampah organik ini. Dukungan dari DLH kami sediakan alat ataupun mesin pencacah, yang harapan ke depan tiap wilayah sudah memiliki alat pendukung masing-masing supaya titik pengolahan sampah organik semakin banyak dan bisa benar-benar menurunkan jumlah produksi sampah organik di Kota Yogya,” jelasnya.

Lurah Kelurahan Giwangan Kota Yogyakarta Dyah Murniwarini menyatakan, kerjasama dari berbagai unsur wilayah dalam pengolahan sampah organik diharapkan mampu menurunkan jumlah sampah organik yang dibuang ke TPA Piyungan hingga 20 persen.

“Manfaat dari pengolahan sampah organik selain mengurangi sampah di TPA juga untuk pakan ternak kelompok peternak di sekitar Giwangan, kemudian dari kotoran ternak diolah menjadi pupuk yang digunakan kelompok tani dari kampung sranggahan dan malangan untuk tanaman kelengkeng,” ujarnya.

Sementara itu Ketua LPMK Giwangan Slamet Haryanto menambahkan, dengan adanya pengelolaan sampah organik menjadi pakan ternak ini menjadi salah satu jawaban atas permasalahan sampah di Kota Yogya. Di mana untuk menyelesaikan masalah sampah itu tidak bisa hanya dari satu unsur saja, tapi semuanya mulai dari Kota, Korporasi, Kampus, Kampung, serta Komunitas.

“Kami melihat sisi lain dari sampah, yang secara umum dianggap jadi beban. Tapi di sisi lain sampah organik secara khusus merupakan potensi dan komoditas yang bisa bermanfaat ketika dikelola dengan tepat. Maka dari itu pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak ini adalah salah satu upaya kami dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kehidupan bermasyarakat,” tambahnya. (Jul)