Pedagang Malioboro Fesyen Show Peringati Dasawarsa Keistimewaan
DANUREJAN- Sejumlah pedagang di Teras Malioboro 2 mengikuti fesyen show untuk memperingati Satu Dasawarsa Undang Undang Keistimewaan (UUK) DIY. Tak sekadar fesyen show, kegiatan itu sekaligus promosi produk pedagang di Teras Malioboro 2. Itu karena para pedagang mengenakan pakaian dan aksesoris dari produk yang dijual di Teras Malioboro 2.
Pedagang di tiap lorong Teras Malioboro 2 tampil dengan produk yang mereka jual. Ada yang mengenakan baju kebaya dan surjan lurik, busana motif batik seperti celana, kemeja, blus, gamis dan daster. Bahkan baju-baju kasual seperti kaos bergambar Hobo logo Kraton Yogyakarta, jeans dan kaos motif batik. Untuk aksesoris menggunakan tas, dompet, kalung, wayang dan oleh-oleh makanan yang mereka jual di Teras Malioboro.
Dengan berbagai busana dan aksesori itu para pedagang percaya diri berlenggak-lenggok. Penampilan mereka tak kalah dengan model yang berjalan di atas catwalk. Anak-anak para pedagang juga ikut dalam lomba fesyen show itu. Para pedagang lain yang menonton pun bersorak memberikan dukungan. Apalagi saat ada pedagang yang fesyen show dan membagikan beberapa kaos kepada penonton.
“Kegiatan ini partisipasi dari seluruh pedagang di Teras Malioboro dua. Kita bikin lebih santai melebur jadi satu kebersamaan dan menjadi meriah dirasakan seluruh pedagang,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti, ditemui saat kegiatan fesyen show peringatan Dasawarsa UUK DIY, di Teras Malioboro 2, Rabu (10/8/2022) malam.
Dia menyatakan kegiatan itu untuk memperingati satu dasawarsa Undang Undang Keistimewaan DIY. Kegiatan ditempatkan di Teras Malioboro 2 karena bagian dari pembangunan atau pengembangan penataan PKL Malioboro. Pembangunan Teras Malioboro 2 juga menggunakan dana keistimewaan DIY.
“Ini salah satu bentuk program maupun kegiatan menggunakan dana keistimewaan untuk memfasilitasi PKL yang sekarang berada di Teras Malioboro dua,” ujarnya.
Kegiatan fesyen show para pedagang itu juga untuk mempromosikan produk-produk di Teras Malioboro 2. Dia menuturkan para pedagang fesyen show menggunakan produk yang dijual supaya masyarakat lebih tahu produk-produk Teras Malioboro 2.
“Kalau langsung ke penjual harus milih-milih. Kalau seperti tadi (fesyen show) bisa ditunjukkan produknya apa. Ternyata sangat menarik dan itu masyarakat semakin mengenal produk di Teras Malioboro dua,” tambah Yetti.
Di sela kegiatan itu penyelenggara peringatan Satu Dasawarsa UUK DIY Pemda DIY di depan Kepatihan menyapa peringatan kegiatan di Teras Malioboro 2 lewat video telekonferensi. Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Yogyakarta Aman Yuriadijaya menyampaikan dari Kota Yogyakarta mempersembahkan kegiatan bersama pedagang di Teras Malioboro 2 untuk peringatan Satu Dasawarsa UUK DIY.
“Kita berada pada sumbu filosofi. Kita memberikan bukti nyata keistimewaan khususnya dari aspek tata ruang. Selamat untuk semua,” imbuh Aman yang juga hadir sebagai juri feysen show.
Salah satu pedagang yang mengikuti fesyen show, Diah Rohani antusias dan senang dengan kegiatan itu karena pedagang merasa diperhatikan. Ia juga senang dengan penetapan keistimewaan di DIY selama ini. Untuk busana dia mengenakan kebaya lurik, kain jarik, sepatu boot dan aksesoris kalung dari rangkaian kue geplak.
“Senang sekali karena kita sebagai pedagang Teras Malioboro dua itu dikaruhke. Kita benar-benar antusias untuk mempersiapkan lomba ini. Konsep Jawa modis. Tetap budaya Jawa ada tapi biar tidak ketinggalan zaman kita modifikasi supaya anak-anak muda sekarang tahu baju adat dasar Yogya. Aksesori ini pakai geplak karena di lorong tempat saya itu menjual geplak terus kami manfaatkan,” pungkas Diah.(Tri)