Paskibraka Tangguh dan Cerdas Emban Tugas Negara
Upacara hari kemerdekaan tidak lepas dengan kehadiran Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) sebagai pengibar bendera. Dalam sejarahnya pembentukan Paskibraka dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Permenpora RI) Nomor 65 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Paskibraka terbentuk tahun 1946 berdasarkan perintah Presiden Soekarno kepada ajudannya Mayor M. Husain Mutahar untuk mempersiapkan upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1946 di Halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Kemudian di masa kepemimpinan Soeharto tahun 1967, dengan ide dasar dan pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, Mutahar kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang seirama dengan momen 17-8-45 atau tanggal 17 Agustus 1945. Kelompok 17 sebagai Pengiring atau Pemandu, kelompok 8 sebagai Pembawa atau Inti. Dan kelompok 45 sebagai Pengawal.
Sebagai kota bersejarah dalam pelaksanaan upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI), Kota Yogyakarta terus melakukan regenerasi anggota Paskibraka dari putra putri daerah terbaik. Seperti yang diceritakan Wisnu Sanjaya, Ketua Tim Pelatih Paskibraka Kota Yogyakarta Tahun 2022 yang sudah mendedikasikan dirinya sejak tahun 2005 untuk Paskibraka Kota Yogya.
Selama 17 tahun pengalamannya membina Paskibraka Kota Yogya, Wisnu Sanjaya merasakan betul perbedaan yang tampak antara generasi satu dengan generasi lainnya. Terutama kaitannya dengan tantangan yang dihadapi seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
“Tantangan itu pasti ada, tapi dengan metode dan pembinaan yang dibuat sesuai aturan, disesuaikan dan dikombinasikan pada akhirnya bisa membentuk putra putri Kota Yogya yang dalam hal ini adalah siswa siswi SMA menjadi generasi unggul, memiliki mental dan karakter kuat, dan pastinya merah putih akan selalu ada di dadanya,” jelas Wisnu Sanjaya saat ditemui di Grha Pandawa Balai Kota Yogyakarta pada Selasa (9/8).
Ditempa Fisik dan Mental
Persiapan pelaksanaan upacara HUT RI selalu beriringan dengan proses seleksi hingga pendidikan dan pelatihan Paskibraka. Tiap tahun berganti, Wisnu Sanjaya selalu mendapati calon Paskibraka yang tumbang selama proses pembinaan. Sebab pembinaan di Paskibraka memang bertujuan untuk membentuk karakter yang berjiwa merah putih. Menjadi pribadi yang kuat dan tangguh secara fisik, mental, dan pemikiran.
“Setiap tahun pasti ada yang sakit saat latihan siang hari, setelah kami bawa ke rumah sakit malamnya mereka ingin kembali lagi berlatih. Maka ini memang menjadi hal penting yang perlu kita sadari, bahwa getaran-getaran merah putih di dada mereka luar biasa. Ini yang membuat saya sangat mencintai dunia Paskibraka, bisa bertemu dengan putra putri terbaik dengan semangat kebangsaan yang kuat,” tandas Wisnu.
Proses pembinaan Paskibraka Kota Yogyakarta angkatan 2022 disebutkan oleh Wisnu Sanjaya tidak sepenuhnya kegiatan yang dilakukan bersifat militerisme, tapi ada seni di dalamnya. Dicontohkan, dalam waktu satu menit saja langkah anggota TNI dan POLRI ada 120 langkah. Sementara calon Paskibraka sebelum dilatih hanya 9 langkah.
“Kami adakan latihan gabungan secara intens selama satu minggu bersama TNI dan POLRI, sehingga ketika manuver baris berbaris itu ada keindahannya, tidak sekadar cepat. Tentu ini juga tidak lepas dari peran pelatih yaitu kakak mereka yang tergabung dalam kepengurusan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kota Yogyakarta,” ujar Wisnu.
Kehadiran TNI dan POLRI pada dasarnya sangat penting karena bisa semakin mempertebal sifat kebangsaan yang sudah ada di calon Paskibraka Kota Yogya. Wisnu mencontohkan, saat latihan mandiri banyak yang jatuh sakit, tapi sejak latihan gabungan dengan TNI dan POLRI hampir tidak ada yang sakit. TNI dan POLRI bisa menumbuhkan semangat dan motivasi calon Paskibraka untuk melakukan yang terbaik di tiap waktu latihan.
“Secara keseluruhan pembinaan kepada calon Paskibraka pada dasarnya terdapat nilai kedisiplinan, ketegasan, serta reward dan punishment. Sehingga mungkin nanti orang tua akan kaget melihat mereka sepulang dari asrama dan penugasan banyak perubahan yang terjadi. Kemandiriannya jauh lebih baik, disiplin, menghormati, punya jiwa kepemimpinan, percaya diri untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya. Harapan kami mereka akan menjadi seseorang yang berbeda, yang lebih baik untuk dirinya, keluraga, bangsa dan negara,” ungkap Wisnu.
Perjalanan Panjang Menjadi Paskibraka
Menjadi Paskibraka hanya bisa dialami satu kali, setelah purna tugas mereka akan tergabung dalam PPI, yang nantinya tetap bisa berkontribusi untuk melatih dan membina calon Paskibraka di tahun berikutnya. Inilah yang membuat setiap siswa dan siswi yang terpilih menjadi calon Paskibraka Kota Yogyakarta tidak akan menyia-nyiakan kesempatan berharga tersebut. Tidak semua orang punya kesempatan untuk mengibarkan duplikat sang saka merah putih di Balai Kota Yogyakarta.
Meski tahapan yang dilalui tidaklah mudah dan memerlukan proses yang panjang. Dimulai dengan seleksi di sekolah, terpilih untuk mewakili sekolah ke tingkat kota, seleksi administrasi, tes postur, peraturan baris berbaris atau PBB, psikotest, samapta atau jasmani, kesehatan kebugaran, kesenian, tes pengetahuan umum, hingga wawancara dua tahap.
Setelah terpilih menjadi calon Paskibraka pun masih banyak tahap yang harus dijalani. Dijelaskan Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kota Yogyakarta Agus Trimadi, bahwa seleksi administrasi dan lainnya dimulai sejak awal Februari 2022. Dari 284 peserta yang mendaftar dari seluruh SMA, SMK, dan MA sederajat di Kota Yogyakarta terpilih 46 peserta.
“Dari 46 peserta terpilih, kemudian ada 7 yang maju ke DIY dan 1 ke Nasional. Jadi ada 38 atu 19 pasang calon Paskibraka Kota Yogya yang akan bertugas saat pengibaran dan penurunan upacara HUT RI ke 77 di Balai Kota nanti,” kata Agus Trimadi saat diwawancarai di Halaman Balai Kota Yogyakarta pada Selasa (9/8).
Proses pendidikan dan pelatihan setelah terpilih menjadi calon Paskibraka Kota Yogya angkatan 2022 tahap pertama sesi satu dimulai sejak 21 hingga 30 Maret di SMPN 1 Yogyakarta. Kemudian sesi dua pada 9 sampai 13 Mei di Balai Kota Yogyakarta. Dilanjutkan tahap kedua sesi pertama 25 Juli hingga 31 Juli dan sesi dua latihan gabungan bersama TNI dan POLRI pada 1 sampai 8 Agustus.
“Setelah melalui tahap satu dan dua, calon Paskibraka akan melalui tahap tiga yaitu asrama. Di mana selama sepuluh hari mereka akan mendapatkan materi dan pelatihan secara menyeluruh yang tujuannya untuk membangun karakter merah putih, bela negara, kepemimpinan, public speaking, kemandirian, kerja tim, dan lainnya yang mampu membentuk mereka menjadi seseorang yang unggul dan berkualitas,” tambah Agus Trimadi.
Para calon Paskibraka Kota Yogyakarta angkatan 2022 akan dikukuhkan pada 16 Agustus, satu hari sebelum penugasan pengibaran dan penurunan bendera pada upacara peringatan HUT RI ke 77. Pada momen pengukuhan itu juga mereka akan mendapatkan formasi penugasan akhir siapa yang masuk dalam kelompok 17 sebagai Pengiring atau Pemandu dan siapa yang masuk kelompok 8 sebagai Pembawa atau Inti. Sementara kelompok 45 sebagai Pengawal dari unsur TNI dan POLRI.
“Jadi selama proses latihan setiap calon Paskibraka itu ditempatkan di semua formasi kelompok. Jadi mereka akan selalu siap ketiga pada hari penugasan ditempatkan pada posisi apa saja. Inilah kenapa pendidikan dan pelatihan Paskibraka itu memadukan seluruh aspek fisik, mental, dan kecerdasan. Begitu juga dari unsur pembina yang sudah bersertifikasi pada pelatihan pembina Paskibraka,” ujar Agus Trimadi.
Untuk menjaga kualitas regenerasi Paskibraka Kota Yogyakarta dikatakan oleh Agus Trimadi, Dindikpora mendorong dan mendukung keterlibatan PPI Kota Yogyakarta selama proses seleksi hingga pendidikan dan pelatihan. Begitu seterusnya supaya kekeluargaan yang ada tetap terjaga dan terus berlanjut untuk kemajuan Paskibraka Kota Yogyakarta. (Jul)