Walikota Solok Belajar Penanganan Kemiskinan ke Yogya
UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta menerima kunjungan kerja Walikota Solok Provinsi Sumatera Barat, Zul Elfian beserta jajaran Pemerintah Kota Solok. Kunjungan kerja itu untuk belajar dan berbagi informasi terkait peningkatan kualitas hidup dan penurunan angka kemiskinan.
“Kami ingin belajar dari Yogya karena Yogya itu jadi unggulan di nasional,” kata Walikota Solok, Zul Elfian saat diterima di Balai Kota Yogyakarta, Senin (22/8/2022).
Pihaknya menegaskan salah satu misi Kota Solok adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melaksanakan berbagai program untuk penurunan angka kemiskinan di Kota Solok. Untuk itu pihaknya beserta jajaran Pemkot Solok melakukan sharing informasi ke Pemkot Yogyakarta.
Beberapa hal yang menjadi pembahasan dalam kunjungan itu di antaranya terkait pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Terutama sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Zul berharap dari kunjungan itu akan ada kerja sama awal dengan adanya Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara Pemkot Solo dengan Pemkot Yogyakarta.
“Harapannya nanti ada MoU untuk kerja sama antara Pemerintah Kota Solo dengan Kota Yogyakarta. Kami ingin mengajak kerja sama dengan perangkat daerah terkait,” tambah Zul.
Dalam kunjungan itu didampingi Ketua TP-PKK Kota Solok, Zulmiyetti Zul Elfian sekaligus istri Walikota Solok, Kepala Bagian Umum Setda Kota Solok dan Kasubag Rumah Tangga Setda Kota Solok. Kunjungan Walikota Solok itu diterima langsung oleh Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi di ruang kerjanya. Sumadi mengapresiasi atas kunjungan Walikota Solok tersebut dan berbagi hal terkait pemberdayaan UMKM di Kota Yogyakarta lewat program Gendeng Gendong.
“Kami ada program gandeng gendong yaitu menggandeng dan menggendong yang tidak mampu. Semua potensi yang ada kami berdayakan. Jajanan menu makanan di pemkot ini kami gunakan produk UMKM,” papar Sumadi.
Sumadi menjelaskan anggaran makanan seperti snack untuk kegiatan Pemkot Yogyakarta dalam setahun bisa mencapai sekitar Rp 48 miliar. Alokasi anggaran makanan itu diupayakan untuk memberdayakan UMKM di Kota Yogyakarta. Caranya setiap kegiatan pemkot sampai kelurahan yang membutuhkan sajian makanan harus membeli dari produk UMKM kuliner di Yogyakarta. UMKM itu harus terdaftar dalam program nglarisisi kelompok kuliner Gandeng Gendong.
“Kami sudah punya aplikasi untuk UMKM. Kegiatan rapat-rapat pemerintah wajib gunakan UMKM Yogya. Harapannya perguruan tinggi di sini juga gunakan UMKM di Yogya. Memang harus begitu pemerintah buat regulasi ada sedikit pemaksaan untuk pemberdayaan UMKM,” terangnya.
Menurutnya UMKM sebenarnya memiliki potensi. Pemerintah berperan untuk mendampingi agar produknya bersaing. Untuk itu Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan chef-chef hotel untuk membina para UMKM kuliner agar sajian memenuhi standar dan menarik. Selain itu Pemkot Yogyakarta juga bekerja sama dengan pihak terkait guna upaya sertifikasi halal kepada sekitar 35.000 UMKM.(Tri)