UMKM Kampung Taman Bangkit Lewat Gebyar Bhinneka   

KRATON – Masyarakat RW 9 Kampung Taman Kelurahan Patehan menggelar bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertajuk Gebyar Bhinneka di Jalan Nogosari pada 26-27 Agustus 2022. Kegiatan itu untuk mengenalkan potensi UMKM dan mengajak masyarakat sekitar bangkit bersama mengangkat ekonomi.

Menurut Ketua Panitia Gebyar Bhineka Kampung Taman, Antonius Edy Purwanto masyarakat di RW 9 Kampung Taman beragam agama, suku dan keyakinan. Oleh sebab itu dipilih kebhinekaan masyarakat untuk bergabung menampilkan potensi UMKM dan lainnya.

“Tujuan dari Gebyar Bhinneka itu untuk mempererat kebersamaan, persaudaraan solidaritas dan potensi-potensi yang ada di RW 9 Kampung Taman dan masyarakat sekitar,” kata Edy di sela kegiatan, Sabtu sore(27/6/2022).

Gebyar Bhinneka Kampung Taman menampilkan bazar yang diikuti sekitar 39 UMKM dari masyarakat sekitar. Produk yang ditampilkan di antaranya kain batik, fesyen batik, tas dan aneka kuliner dan jajanan kekinian. Kegiatan itu juga dimeriahkan dengan seni budaya dan musik masyarakat sekitar.

“Kami kembangkan karena dalam dua tahun terakhir terdampak pandemi. Kita  akan maju bersama lewat UMKM dan keluarkan potensi-potensi. Kami juga menanamkan bahwa di dalam kampung ini istilahnya padha jajano neng tanggamu (belanjalah ke tetangga). Jadi saling mengisi, kampung sana jual apa ,tetangga sini ikut beli. Gantian sana jual apa sini beli. Jadi ekonomi berputar di situ dan semua terangkat,” terangnya.

Potensi unggulan RW 9 Kampung Taman adalah batik. Tak heran Gebyar Bhinneka tahun 2022 mengambil tema Kampung Taman Membatik Dunia. Karya membatik bersama masyarakat juga menghiasi Jalan Nogosari. Ketua Paguyuban Pembatik di Kampung Taman, Iwan Setiyawan menuturkan tema Kampung Taman Membatik Dunia bertujuan untuk menegaskan bahwa roh pembatik ada di Kampung Taman RW 9. Sekaligus siap mendeklarasikan diri sebagai kampung batik internasional.

“Tema membatik dunia ini juga untuk menggugah supaya kampung kembali pulih lebih cepat bangkit lebih kuat kaitannya UMKM. Jadi kita ingin menggugah supaya kembali berkarya, melestarikan maupun meregenerasi jati diri Kampung Taman RW 9. Supaya batik benar-benar bisa tampil di kancah internasional,” tutur Iwan atau akrab disapa Lek Iwon.

Dia menyebut jumlah pembatik di RW 9 Kampung Taman yang masih aktif sekitar 35 orang dan sebagian usia anak-anak muda. Motif batik yang dibuat beragam ada klasik dan kontemporer. Misalnya batik kontemporer karya Lek Iwon yang dibeli oleh Raja Belanda saat berkunjung ke kampung itu sekitar  2 tahun lalu.

“Untuk anak-anak muda mengkreasikan batik kekinian dengan motif lukis kaos. Jadi batik kekinian yang tidak kaku supaya anak muda suka batik dulu. Setelah suka akan meningkat ke klasik. Jadi batik perlu inovasi dan kreativitas untuk pelestarian,” tambahnya.

Untuk mengajak anak muda menyukai batik, Lek Iwon melakukan edukasi kepada masyarakat dan tamu wisatawan dengan workshop di galeri miliknya. Ia menilai hal itu akan semakin merangsang dan tumbuh pembatik-pembatik baru. Bahkan berkembang dengan adanya sanggar Kalpika yang menaungi membatik tradisional, modern dan kaos lukis di Kampung Taman. (Tri)