Mencicipi Minuman Tradisional Wedang Tahu Bu Kardi

Jetis – Wedang Tahu Bu Kardi, salah satu warung kaki lima yang konsisten menjajakan minuman tradisional sejak 14 tahun lalu. Hingga kini masih eksis dan jadi buruan pecinta minuman hangat dari warga lokal hingga wisatawan.

Sukardi (54) yang biasa disapa Bu Kardi ini sudah menekuni usaha wedang tahu sejak tahun 2008. Diceritakannya hingga sekarang ini bersama anggota keluarganya sudah memiliki empat lapak usaha wedang tahu. Lokasinya ada di Jalan Asem Gede Kranggan dan Pasar Pathuk yang buka mulai pukul 07.00 hingga 10.30 pagi. Sementara dua lapak lainnya di depan Mirota Godean dan Jalan Pramuka Umbulharjo yang buka sore hari pukul 16.00 WIB sampai pukul 21.00 malam.

“Kalau lapak pertama yang ada di Jalan Asem Gede Kranggan ini, untuk cabangnya itu ada yang dua bukanya sore, satunya ikut pagi. Jadi biar kalau orang cari dari pagi, sore, sampai malam itu ada terus. Ada pelanggan yang memang lebih cocok buat teman sarapan, tapi ada juga yang cari wedangan malam,” jelas Sukardi saat ditemui di lapaknya di Jalan Asem Gede, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Kamis (1/9).

Kardi menjelaskan, wedang tahu adalah minuman tradisional yang terbuat dari sari kedelai, kemudian disisir tipis-tipis dan diberi siraman air jahe. Wedang tahu pada dasarnya berasal dari China yang berkembang di wilayah pecinan seluruh Indonesia. Maka dari itu setiap daerah di Indonesia menamai wedangan ini berbeda-beda.


"Diberi nama wedang tahu karena berisi sari kedelai yang tampilannya seperti tahu berwarna putih. Dalam pembuatannya pakai teknik khusus untuk menghasilkan tekstur yang lembut. Kemudian diberikan kuah rempah panas yaitu jahe dengan gula jawa pemanis alami," lanjutnya.

Satu porsi wedang tahu di lapak Bu Kardi dibanderol dengan harga tujuh ribu rupiah saja. Dalam satu hari biasanya Sukardi bisa menjual hingga 150 porsi dengan menghabiskan 2 panci wedang tahu. Sementara jika akhir pekan atau hari libur bisa duka kali lipat hingga 4 panci.

“Pembeli itu mayoritas warga lokal, mulai dari orang tua dan anak-anak muda mahasiswa juga banyak. Terus wisatawan yang suka kulineran, cari minuman unik itu ya banyak juga yang datang. Kemarin alhamdulillah sempat viral di media sosial jadi makin ramai yang datang dan banyak juga yang akhirnya cocok dan jadi pelanggan tetap,” ungkap Sukardi.

Salah satu pelanggan Wedang Tahu Bu Kardi, Hardiyono (57) menceritakan sejak dua bulan lalu hampir setiap hari mengonsumsi wedang tahu sebagai teman sarapan. Menurutnya rasanya yang unik, manis dan hangat membuatnya selalu ingin mengonsumsi wedang tahu pada pagi hari. Ditambah minuman ini juga memiliki khasiat yang baik bagi tubuh.

“Sebelumnya saya di Jambi biasa minum wedang seperti ini tiap pagi, namanya kembang tahu. Nah sudah dua bulan ini di Yogya akhirnya ketemu sama Wedang Tahu Bu Kardi yang rasanya nggak kalah enak dan saya cocok rasanya segar, jahenya pas hangatnya, dan kembang tahunya lembut. Jadi tiap sarapan ya pasti ditemani sama wedang tahu ini,” ujarnya. (Jul)