MENTERI KESEHATAN KUNJUNGI PUSKESMAS JETIS
Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Salsiah Alisjahbana mengunjungi Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Jetis Yogyakarta, Jumat (29/01). Endang dan Armida didampingi Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto dipandu kepala Puskesmas Jetis dr. Ernawati Hardani, melihat secara langsung pelayanan yang ada di Puskesmas tersebut.
Endang Rahayu Sedyaningsih tetarik dengan rencana Pemerintah Kota Yogyakarta mendirikan Rumah Pemulihan Gizi (RPG) bagi anak balita. Ketertarikan Endang setelah mendengar secara langsung penjelasan mengenai RPG dari ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta Ny. Diah Suminar Herry Zudianto. Endang mengatakan ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang RPG. Menurutnya, kalau RPG ini terlaksana berarti pelayanan ini adalah yang pertama kali ada di Indonesia.
Ketua TP PKK Kota Yogyakarta menjelaskan rumah pemulihan gizi bagi anak balita ini akan menempati bekas gedung Sekolah Dasar Negeri Gading Yogyakarta yang telah direnovasi. Dijelaskan, RPG ini memiliki dua konsep yakni pertama penangan permasalahan gizi balita secara komprehensip dan kedua menjadi tempat edukasi bagi orang tua dan masyarakat tentang gizi.
Sementara itu fasilitas yang disediakan menurut Dyah meliputi tempat perawatan, tempat konsultasi orangtua dan masyarakat, aula yang digunakan untuk pelatihan gizi untuk ibu hamil dan pasangan usia subur (PUS) dan kader yang akan melaksanakan tugas sosialisi kepada masyarakat.
Diah menambahkan proses seorang anak dengan gizi buruk dapat sampai ke RPG adalah melalui petugas Posyandu yang ada di kampung-kampung. “ Apabila ditemukan seorang bayi dengan gizi tidak bagus oleh petugas diberi rujukan ke RPG. Di PRG si anak akan tangani oleh dokter anak dan ahli gizi,” ujar Dyah. Ditambahkan apabila ditemukan gizi yang kurang baik pada anak yang dirujuk maka anak tersebut akan dirawat selama kurang lebih dua minggu untuk menerima asupan gizi yang berimbang.
RPG yang rencananya akan mengadakan “soft launching” tanggal 9 Febrauari 2010 ini memiliki karyawan sebanyak 10 orang dan dibantu para ahli gizi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogyakarta serta dokter dan bidan Puskesmas.
Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dr. Choirul menjelaskan alasan mengapa Menteri Kesehatan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional mengunjugi Puskesmas Jetis. Diantaranya adalah Puskesmas Jetis telah menerima ISO 2001 di bidang pelayanan kesehatan . Selain itu Puskesmas Jetis banyak melayani warga miskin. Juga pencapaian Millenium Development Goalsnya terbaik untuk kota Yogyakarta dalam penanganan gizi buruk dan kematian ibu dan bayi.
Choirul menambahkan RPG memiliki dua sifat yakni kuratif dan promotif. RPG bersifat kuratif karena melayani anak yang sudah menderita gizi buruk. Sedangkan promotif sebagai ajang edukasi bagi orangtua dan masyarakat. Menurut dr. Choirul RPG akan segera merawat 12 anak dari 169 anak dengan gizi buruk yang paling membutuhkan. Choirul berharap kehadiran RPG yang melayani dengan gratis kepada warga ini akan menekan angka kasus gizi buruk yang ada di Kota Yogyakarta.
Rencananya, Rumah Pemulihan Gizi ini akan diresmikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (@mix)
Endang Rahayu Sedyaningsih tetarik dengan rencana Pemerintah Kota Yogyakarta mendirikan Rumah Pemulihan Gizi (RPG) bagi anak balita. Ketertarikan Endang setelah mendengar secara langsung penjelasan mengenai RPG dari ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta Ny. Diah Suminar Herry Zudianto. Endang mengatakan ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang RPG. Menurutnya, kalau RPG ini terlaksana berarti pelayanan ini adalah yang pertama kali ada di Indonesia.
Ketua TP PKK Kota Yogyakarta menjelaskan rumah pemulihan gizi bagi anak balita ini akan menempati bekas gedung Sekolah Dasar Negeri Gading Yogyakarta yang telah direnovasi. Dijelaskan, RPG ini memiliki dua konsep yakni pertama penangan permasalahan gizi balita secara komprehensip dan kedua menjadi tempat edukasi bagi orang tua dan masyarakat tentang gizi.
Sementara itu fasilitas yang disediakan menurut Dyah meliputi tempat perawatan, tempat konsultasi orangtua dan masyarakat, aula yang digunakan untuk pelatihan gizi untuk ibu hamil dan pasangan usia subur (PUS) dan kader yang akan melaksanakan tugas sosialisi kepada masyarakat.
Diah menambahkan proses seorang anak dengan gizi buruk dapat sampai ke RPG adalah melalui petugas Posyandu yang ada di kampung-kampung. “ Apabila ditemukan seorang bayi dengan gizi tidak bagus oleh petugas diberi rujukan ke RPG. Di PRG si anak akan tangani oleh dokter anak dan ahli gizi,” ujar Dyah. Ditambahkan apabila ditemukan gizi yang kurang baik pada anak yang dirujuk maka anak tersebut akan dirawat selama kurang lebih dua minggu untuk menerima asupan gizi yang berimbang.
RPG yang rencananya akan mengadakan “soft launching” tanggal 9 Febrauari 2010 ini memiliki karyawan sebanyak 10 orang dan dibantu para ahli gizi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogyakarta serta dokter dan bidan Puskesmas.
Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dr. Choirul menjelaskan alasan mengapa Menteri Kesehatan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional mengunjugi Puskesmas Jetis. Diantaranya adalah Puskesmas Jetis telah menerima ISO 2001 di bidang pelayanan kesehatan . Selain itu Puskesmas Jetis banyak melayani warga miskin. Juga pencapaian Millenium Development Goalsnya terbaik untuk kota Yogyakarta dalam penanganan gizi buruk dan kematian ibu dan bayi.
Choirul menambahkan RPG memiliki dua sifat yakni kuratif dan promotif. RPG bersifat kuratif karena melayani anak yang sudah menderita gizi buruk. Sedangkan promotif sebagai ajang edukasi bagi orangtua dan masyarakat. Menurut dr. Choirul RPG akan segera merawat 12 anak dari 169 anak dengan gizi buruk yang paling membutuhkan. Choirul berharap kehadiran RPG yang melayani dengan gratis kepada warga ini akan menekan angka kasus gizi buruk yang ada di Kota Yogyakarta.
Rencananya, Rumah Pemulihan Gizi ini akan diresmikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (@mix)