MEMBANGUN JOGJA MEMBANGUN NILAI

Dalam konsepsi kebijakan pro rakyat harus dipisahkan pengertian antara negara dan pemerintah. Rakyat harus cinta negara, namun bukan berarti sama dengan rakyat cinta pemerintah. Hal itu disampaikan Walikota Herry Zudianto dalam kuliah umum di Fakultas Dakwah UIN, Kamis (11/02). Menurut Herry, Negara harus mengabdi kepada rakyat, kedudukan Negara dan pemerintah bukanlah sama karena pemerintah bukan pemilik Negara.

Kuliah bertema Kebijakan Publik pro rakyat di Era Otonomi Daerah, diikuti ratusan mahasiswa prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial dan prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN. Dibuka oleh Dekan Fakultas Dakwah UIN Prof. Dr. H.M Bahri Ghozali,MA di gedung Teatrikal kampus setempat.

Diapaparkan Herry, Berbagai penghargaan yang diterima Kota Yogyakarta selama ini menunjukkan bahwa jalannya pemerintahan sudah on the track dan dinilai pihak lain lebih baik. Pemkot Jogja mengusung spirit pelayanan “Masyarakat dahulukan Pencapaian utamakan untuk Indonesia”. Namun menurut Walikota, hal yang paling sulit dilakukan adalah membangun nilai-nilai dalam masyarakat seperti disiplin, kebersamaan, ketaatan, kebersihan dan sebagainya. Nilai inilah yang sedang kita bangun. Keberhasilan membangun nilai ini juga ditentukan seberapa besar partisipasi masyarakat, sehingga perlu ada ‘trust’ yang mengikat antara masyarakat dan pemerintah.

“Saya ingin Jogja terwujud sebagai kota yang benar-benar menjadi idaman. Hal ini dapat terwujud nyata dengan seberapa banyak masyarakat mengikuti gerakan nilai-nilai, bukan seberapa banyak pemerintah membangun,” tutur Herry. (ism)