Uji Operasional Hidran Kering Kampung Notoprajan   

NGAMPILAN- Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan uji commissioning operasional jaringan hidran kering di Kampung Notoprajan. Pengujian itu untuk memastikan jaringan hidran kampung yang dibangun berfungsi serta memenuhi ketentuan dan standar.

Uji commissioning hidran kering Kampung Notoprajan dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta, Bagian Administrasi Pembangunan Pemkot Yogyakarta serta Kelurahan Notoprajan. Uji operasional mengerahkan 2 armada pemadam kebakaran untuk menyuplai air jaringan hidran kering kampung.

“Kami adakan kegiatan uji commissioning hidran kering di wilayah Kampung Notoprajan. Pengujian ini untuk memastikan setelah pengerjaan (hidran) ada kekurangan atau tidak,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Inspeksi Damkarmat Kota Yogyakarta, Intan Nasution, di sela uji commissioning operasional hidran kering Kampung Notoprajan, Kamis (8/9/2022).

Hidran kering di Kampung Notoprajan dibangun sepanjang sekitar 105.000 meter persegi yang mengampu wilayah 3 RW. Jaringan hidran kering di Kampung Notoprajan terdiri dari 3 siamese connection dan 13 box hidran. Siamese connection berfungsi sebagai penghubung air dari mobil pemadam kebakaran ke saluran hidran kering. Dalam box hidran kering kampung berisi di antaranya 2 konektor dan stop valve, selang roll hidran serta nozzle.

Pengujian dilakukan pada 3 titik siamese connection dan box hidran. Pengujian di antaranya pada fungsi siamese connection, jaringan hidran kering dan tekanan air yang dikeluarkan dari jaringan hidran. Intan menyebut tekanan air yang dikeluarkan harus memenuhi standar tekanan pemadam kebakaran (PMK) yaitu di atas 4,5 bar.

“Dari hasil uji coba, dua siamese yang sudah memenuhi standar tekanan PMK di atas 4,5 bar. Satu Siamese diuji ulang karena tekanan masih 3 bar,” imbuhnya.

Hasil uji commissioning tersebut akan menjadi bahan untuk evaluasi. Terutama untuk memastikan hidran kering kampung yang dibangun berfungsi dan memenuhi standar. Pembangunan hidran kering di Kampung Notoprajan yang dimulai Juli 2022 itu menggunakan anggaran APBD Kota Yogyakarta dengan nilai kontrak sekitar Rp 724 juta.

Keberadaan jaringan hidran kering di kampung untuk membantu pemadaman kebakaran agar lebih mudah dan cepat. Terutama di kampung-kampung padat penduduk yang kondisi jalan tidak bisa diakses dengan mobil pemadam kebakaran. Sampai tahun 2022 Pemkot Yogyakarta sudah membangun jaringan hidran kering di 14 kampung di antaranya Notoprajan, Ngadiwinatan, Purwodiningratan, Pingit, Semaki Gede, Ronodigdayan, Jlagran dan Basen.

“Hidran kering adalah solusi apabila terjadi kebakaran di wilayah padat. Apabila mobil pemadam kebakaran tidak bisa masuk ke wilayah padat, maka ada hidran kering ini,” tambah Intan.

Dia menjelaskan apabila terjadi kebakaran maka penanganan awal dilakukan oleh relawan pemadam kebakaran yang lebih dekat lokasinya. Dalam box hidran juga ada dua konektor dan stop valve ukuran 1,5 yang dioperasionalkan untuk relawan pemadam kebakaran dan ukuran 2,5 bagi pasukan pemadam kebakaran. Setiap box hidran dikunci dan diserahkan ke wilayah seperti RW maupun yang terdekat dengan lokasi box hidran. (Tri)