Puspaga Ajak Siswa Cegah Kekerasan di Sekolah

 

Kotagede - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta terus berupaya dalam menanggulangi kekerasan dan bullying terhadap anak di Kota Yogyakarta.

Salah satunya dengan menggelar Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di sekolah-sekolah Kota Yogyakarta. Seperti kali ini kegiatan Puspaga melibatkan murid kelas 5-6 dan orang tua yang dilaksanakan di SD Negeri Baluwarti Yogyakarta Jumat (9/9). 

Kegiatan Puspaga kali ini mengajak narasumber dari Kapolsek Kotagede Ipda Andy Arciana dengan tema Kekerasan Berbasis Gender Online dan Dr. Senny Saleh dengan tema Pencegahan kekerasan terhadap anak terkait bullying teman di sekolah.

Kali ini murid kelas 5-6 SD Negeri Baluwarti Yogyakarta diajak untuk mencermati perilakunya di kelas agar pintar bersosialisasi namun tidak menyampingkan bentuk Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) terhadap anak dan pencegahan bullying  di sekolah. 

Analis Kebijakan Ahli Muda Perlindungan Anak DP3AP2KB Kota Yogyakarta Rokhmat Purwadi mengatakan, Puspaga adalah bentuk layanan untuk meningkatkan kehidupan keluarga dan ketahanan keluarga melalui program pendidikan pengasuhan, keterampilan menjadi orang tua, keterampilan melindungi anak, kemampuan meningkatkan partisipasi anak dalam keluarga maupun penyelenggaraan program konseling bagi anak dan keluarga.

"Banyak permasalahan sosial yang dialami di lingkungan sekolah. Salah satu contohnya saja memanggil nama orang tua murid, ini merupakan salah satu bentuk bullying. Selain itu situs-situs online yang kadang dicontoh anak-anak sekarang. Semoga dengan diadakan kegiatan ini anak-anak tidak lagi melakukannya. Agar tema 'Perilaku Sehat di Sekolah' dapat dilakukan dengan baik," jelasnya.

Pihaknya menambahkan pada kenyataannya anak-anak sekolah belum paham terkait body shaming dan bullying yang memberikan resiko pada anak, antara lain mental dan psikis anak yang dapat terganggu, marah, minder dan lain sebagainya. 

"Siswa diharapkan meningkatkan sikap kepeduliannya terhadap teman, orang tua dan lingkungan sekitarnya terutama lingkungan sekolah. Peduli merupakan sikap yang ditunjukan untuk mampu memahami kondisi sosial dan lingkungan sekitar, mampu merasakan kesulitan orang lain serta membantu membangkitkan semangat orang lain ketika mengalami kesulitan," ujarnya.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menurunkan permasalahan siswa di sekolah, salah satunya tindak kekerasan seksual dan bullying terhadap anak di sekolah menurun. 

Sementara selaku Kepala Sekolah di SDN Baluwarti Zulikhatun Nusroh sangat senang dan bangga, karena dapat bekerja sama dengan DP3AP2KB Kota Yogyakarta yang telah memfasilitasi sekolah ramah anak dan mengadakan kegiatan ini.

"Dengan ini dapat menjadi pembekalan bagi anak-anak salah satunya dapat mengenalkan buruknya bullying dan kekerasan sejak dini,'' jelasnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi pembekalan terutama untuk kelas 5 dan 6 agar nantinya ketika SMP hingga pendidikan  berikutnya dapat mengerti dan tidak melakukan tindakan bullying dan kekerasan terhadap teman atau bahkan orang sekitar. (Hes)