Pendidikan Inklusi, Siapa yang Menikmati? - Seri 1
Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya sehat, cerdas, berhasil dalam pendidikannya, dan sukses dalam hidupnya. Namun bagaimana ketika harapan dan mimpi indah tersebut tidak menjadi kenyataan, sang anak memiliki kebutuhan khusus?
Kehadiran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Pendidikan dan Resource Centre Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta sebagai lembaga yang menangani secara teknis terkait layanan pendidikan inklusi bagai angin segar bagi dunia pendidikan. Melaui UPT Layanan Disabilitad sistem penyelenggaraan pendidikan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus atau bakat istimewa untuk mengikuti pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
“ULD Kota Yogya menjadi layanan pendukung agar semua sekolah di Kota Yogyakarta mampu mendidik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan mampu mengetahui serta memetakan potensi anak. Sehingga semua ABK bisa bersekolah di manapun yang diinginkan dan tidak ada sekolah yang menolak ABK dengan alasan tidak memiliki guru pendamping khusus (GPK),” jelas Kepala UPT Layanan Disabilitas Kota Yogyakarta Aris Widodo di kantornya, belum lama ini.
Aris Widodo menjelaskan ULD Kota Yogya memberikan layanan pendukung dalam memperlancar pelaksanaan pendidikan inklusi dengan memberikan layanan pendidikan kilat (diklat) untuk peningkatan kompetensi guru kelas, guru mata pelajaran dan GPK dalam pendampingan ABK. Selain itu, membantu layanan assessment bagi ABK untuk mengetahui dan memetakan potensi anak serta melakukan konsultasi dengan orang tua.
“Tugas pokok kami yakni melatih guru agar dapat mendidik ABK kemudian mengoptimalkan potensi ABK melalui assessment agar mengetahui kelebihan dan kekurangan anak sehingga nantinya dapat mengetahui kurikulum terbaik untuk anak serta memberikan pendidikan bina diri dan pendidikan vokasional. Selain itu juga memberikan ilmu parenting kepada para orang tua agar dapat memberikan dukungan yang terbaik untuk anak,” ujarnya.
Pendidikan bina diri merupakan pendidikan yang memberikan pelatihan dan mengajarkan ABK untuk mengurus diri, menolong diri, dan merawat diri agar anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta mencapai kemandirian. Sedangkan pendidikan vokasional merupakan pendidikan yang memberikan bekal dan latihan dasar agar siswa dapat, mampu dan terampil dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya dan menjaga kelangsungan hidupnya.
“Untuk anak-anak yang lambat belajar kami bekerjasama dengan SMK 6 Yogyakarta dan SMK N 5 Yogyakarta untuk mendukung program pendidikan vokasional dengan kegiatan membuat kue dan membatik. Untuk pendidikan bina diri, anak-anak dengan tingkat IQ diatas rata-rata dengan kegiatan diklat bina diri agar menjadikan anak mandiri dan bisa menolong dirinya sendiri,” jelasnya Aris.
UPT Layanan Disabilitas Kota Yogya yang berlokasi di Komplek SD N Pujokusuman 1, Keparakan Kecamatan Mergangsan memiliki program peningkatan kompetensi guru antara lain Workshop Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI) untuk mendidik manajemen sekolah inklusi kemudian dilanjutkan diklat dasar pendidikan inklusi kepada para guru dan GPK dalam kurun waktu 5-10 hari dengan harapannya semua guru mampu mendidik dan mengampu ABK.
“Kami juga memberikan diklat adaptasi kurikulum, kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bekal guru dan sekolah dalam beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka yang tengah diterapkan secara bertahap. Setiap ABK memiliki potensi dan kondisi yang berbeda, ada beberapa anak yang tidak cocok dengan kurikulum perlu dilakukannya penyesuaian. Misalnya, anak memiliki keterlambatan maka disesuaikan dengan mengurangi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau mencari gaya belajar yang cocok untuk anak agar mampu diserap oleh anak,” jelas Aris.
Mengoptimalkan potensi anak sesuai dengan perkembangan anak dengan melakukan assessment. Pada kegiatan ini, ULD melakukan pengecekan kesiapan belajar, gaya belajar, interest atau ketertarikan dan kecerdasaan sang anak. “Setelah kami tau kondisi anak seperti apa, ini dapat memudahkan kami untuk menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan. Dengan hasil assement tersebut kami bisa mengetahui apa yang dilakukan oleh sekolah, guru hingga orang tua. Selain itu juga dapat menentukan gaya belajar seperti apa yang cocok ataupun rekomendasi-rekomendasi lainnya yang cocok untuk anak,” tambahnya. (Chi)