Berdayakan Lahan Dukung Ketahanan Pangan
GONDOKUSUMAN- Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong masyarakat memberdayakan lahan untuk menanam sayur-sayuran guna mendukung ketahanan pangan. Meskipun lahan di Kota Yogyakarta kecil, tapi beberapa kampung terbukti membuahkan hasil dari kegiatan menanam sayuran. Terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan di lingkup masyarakat sekitar.
Seperti masyarakat di RW 14 Kampung Balapan Kelurahan Klitren, Gondokusuman Kota Yogyakarta yang giat menanam di lahan fasilitas umum dan pekarangan masing-masing. Berbagai sayuran seperti kubis, sawi, kangkung, tomat, terong, selada, cabai, jagung, seledri dan daun bawang. Di samping itu ada juga tanaman herbal di antaranya serai dan daun sirih. Termasuk budidaya ikan nila dalam kolam serta lele dan kangkung dalam bekas galon air mineral.
“Saya mengapresiasi dan bangga dengan apa yang sudah dilakukan di RW 14 Klitren, Walaupun kita semua tahu di Yogyakarta ini lahannya kecil, tapi sudah dimulai di RW 14 Klitren,” kata Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi, saat panen sayur di RW 14 Klitren, Jumat (16/9/2022).
Menurutnya kondisi saat ini sedang menghadapi persoalan ketahanan pangan. Sedangkan Kota Yogyakarta memiliki lahan kecil dan ada kenaikan bahan bakar minyak yang memunginkan harga pangan naik. Keberadaan kampung-kampung yang ditanami sayuran dapat menjadi upaya untuk lumbung pangan skala kecil masyarakat sekitar.
Sumadi menyampaikan, dengan menanam selain untuk ketahanan pangan juga dapat menjaga kebersihan dan menciptakan lingkungan asri. Pihaknya menilai kegiatan menanam di RW 14 Klitren dapat menjadi percontohan untuk dicanangkan di tempat-tempat lain.
“Kota Yogyakarta ini lahannya kecil tapi harus kita berdayakan agar bagaimana bisa mencukupi ketahanan pangan kita. Menjaga lingkungan kita dan bisa menciptakan suasana asri kehidupan. Itu juga menjadi bagian dari meneguhkan visi ke depan kota Yogyakarta menjadi daerah yang aman, tentram dan nyaman,” terangnya.
Dalam kegiatan itu, Sumadi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta memanen sayur bersama. Bahkan sebagian sayur langsung dibeli dengan harga yang tinggi sebagai bentuk apresiasi. Sumadi misalnya memanen kubis dengan ukuran cukup besar dan dibeli senilai Rp 100.000.
Sementara itu Ketua RW 14 Kelurahan Klitren, Suharyono mengatakan kegiatan menanam masyarakat dimulai dari beberapa warga yang hobi menanam sekitar tahun 2015. Masyarakat memanfaatkan lahan fasilitas umum di RW 14 Klitren dan pekarangan masing-masing warga. Awalnya penyediaan benih dan bibit tanaman dilakukan secara swadaya.
“Dulu pekarangan-pekarangan ini kosong tidak ada apa. Dimulai dari beberapa ibu yang hobi menanam lalu ajak beberapa orang. Dihitung apakah sudah ekonomis belum, makanya ini kita sinergi keinginan masyarakat dan kita dukung bareng. Harapannya kegiatan ini bisa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutur Suharyono
Ketua Kelompok Tani Asoka RW 14 Klitren Ermin Rukmiati menambahkan, masyarakat ingin kegiatan menanam itu berkesinambungan sehingga membuat kelompok tani. Kemudian mendapat pendampingan, bimbingan teknis dan bantuan benih sayur-sayuran dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Konsep menanam secara organik dan menggunakan pupuk alami. Kini masyarakat RW 14 Klitren sudah bisa memanen hasilnya.
“Hasilnya untuk konsumsi masyarakat karena ada yang di depan rumah. Tapi ada yang dijual ke masyarakat seperti warung-warung makan di sini. Senangnya warga bisa panen sendiri, milih sendiri dan hasilnya untuk kas, serta dirawat dengan hati dan ikhlas,” ucap Ermin. (Tri)