Warga Kota Yogya Diminta Waspada DBD dan Leptospirosis
Tahun 2022 musim hujan datang lebih awal, hal ini menjadi perhatian terutama dalam mencegah berbagai penyakit baik itu menular maupun tidak menular. Oleh sebab itu, untuk mencegahnya Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memberikan edukasi dan penyuluhan ke warga Kota Yogyakarta untuk mencegah terjadinya penyakit DBD dan Leptospirosis.
Pada tahun 2021 jumlah penderita DBD mencapai 92 penderita, sedangkan di Tahun 2022 hingga hari ini Senin (19/9) sebanyak 129 penderita yang mengalami DBD. Namun untuk jumlah penderita leptospirosis pada tahun lalu berjumlah lima orang, untuk tahun ini per Agustus 2022 berjumlah enam orang.
Oleh karenanya, Dinkes Kota Yogyakarta menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada agar kondisi tubuh tetap sehat dengan menjaga kesehatan melalui 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Hal ini disampaikan oleh, Kapala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Endang Sri Rahayu mengatakan, penyakit DBD dan Leptospirosis masih terus meningkat. Diharapkan warga tetap menjaga kebersihan dan selalu menerapkan pencegahan penyakit saat musim penghujan.
"Untuk leptospirosis ini adalah penyakit bakteri yang menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi. Manusia bisa terkena leptospirosis melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan. Kondisi ini paling umum terjadi di iklim hangat," jelasnya.
Sedangkan untuk penyakit DBD masyarakat bisa menanggulanginya dengan metode 4M plus, yakni menguras, mengubur, menutup dan memantau.
''Masyarakat bisa memulai dengan memanfaatkan kembali barang bekas dan memanjat talang dimana biasanya ada genangan air setelah hujan. Selain itu, untuk mencegah gigitan nyamuk bisa memakai baju panjang ataupun menanam tanaman anti nyamuk, tidak menggantung baju berlebihan," ujarnya.
Ia juga mengatakan, selama musim penghujan ini Dinkes Kota Yogyakarta rutin melakukan penyuluhan di masyarakat disetiap kesempatan agar jumlah penyakit leptospirosis dan DBD tidak meningkat.
"Jika mengalami tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis antara lain demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, mual, muntah, dan tidak nafsu makan, diare, mata merah, nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah, sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan maka segera ke faskes untuk periksa lebih lanjut agar dapat ditemukan penyakit lebih dini lebih baik," ungkapnya. (Hes)