Hijaukan Bumi Lestarikan Alam: Gunakan Reuse Bag

Bumi semakin panas. Pemanasan global yang kita takutkan  akan datang bukan lagi untuk dijelang. Namun pemanasan global benar-benar sudah mulai kita rasakan. Perbedaan suhu yang sangat ekstrim ketika panas dan dingin, musim hujan yang datang ‘salah mongso’, musim kemarau yang lebih panjang, sudah kita rasakan saat ini. Pemanasan global sudah di depan mata, hidup kita saat ini berdampingan dengan dampaknya. Pemanasan global bukan hanya tentang cerita-cerita heboh mencairnya es di kutub hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Pak Hazet menorehkan pesan kepada seluruh warga Jogja untuk mencintai dan menjaga lingkungan.

Pak Hazet bersama Pemkot Yogyakarta serius sekali dalam mensikapi fenomena ini. Selain telah digalakkannya berbagai program lingkungan hijau, program pengolahan sampah, program langit biru, hingga diperolehnya berbagai penghargaan tentang lingkungan. Pemkot Yogyakarta masih terus mendorong semua elemen masyarakat untuk tergerak hatinya mencintai lingkungan dan menjaganya.


Menggantikan peran tas plastik dg reuse bag, di sebuah rumah belanja di Jogja.


Begitu juga kebiasaan kita berbelanja, bisa menjadi wujud nyata dari kecintaan kita terhadap lingkungan. Tas plastik yang menyampah dari setiap kita berbelanja sudah seharusnya kita sadari dan beralih menggunakan tas yang lebih ramah lingkungan. Seperti yang digulirkan di sebuah rumah belanja di Jogja, ‘Mirota Kampus’. Tas plastic yang biasa digunakan untuk menenteng belanjaan kini digantikan perannya oleh tas belanja berbahan kasual yang dapat digunakan berkali-kali. “Reuse Bag” diangkat menjadi gaya hidup berbelanja yang ramah lingkungan.


Pak Hazet tak segan membeli dan mengenakan produk daur ulang sampah hasil karya ibu-ibu PKK Kelurahan Terban Jogja.


Pak Hazet pun dengan antusias mendukung program-program dari lembaga swasta seperti ini. “Sesuatu yang layak dicontoh dan dilakukan oleh pengusaha-pengusaha retail di Kota Yogyakarta,” kata Pak Hazet. “Daya cinta Mirota Kampus terhadap bumi dan terhadap Kota jogja terimplementasi nyata hari ini. Dengan terobosan yang bagus selain penggunaan reuse bag ini juga pengolahan sampah dengan cara komposter,” ujar Pak Hazet.


Tempat sampah seperti ini banyak tersebar di seluruh penjuru Kota Jogja.


Saiyeg saeko proyo, mari bareng-bareng berpikir untuk Kota Jogja, bagaimana semua bisa menguri-uri lingkungan. Budaya membuang sampah tidak akan ada lagi, tetapi gantikan dengan menaruh sampah pada tempatnya. Memilah sampah dari tingkat dapur rumah tangga, bagi para pengusaha ayo kita gunakan tas belanja yang re use. Begitu juga di pasar tradisional, saya harap pasar tidak memproduksi sampah terlalu banyak, paling tidak sudah terpilah. Pasar tradisional di Jogja juga dikonsepkan sebagai pasar dalam taman, sebuah pasar yang hijau bersih dan nyaman. I Love You full Jogja… Begitulah harapan Pak Hazet…. (ism)