Sekati ing Mall #2 di Malioboro Manjakan Pecinta Kerajinan dan Fashion
Danurejan — Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta kembali menyelenggarakan Pameran Sekati ing Mall #2 pada Rabu (5/10/2022) sampai 10 Oktober 2022. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kehidupan pelaku usaha UKM di Kota Yogyakarta dengan menampilkan berbagai produk kerajinan, fashion dan kuliner.
Pameran Sekati ing Mall #2 diadakan di 3 pusat perbelanjaan terbesar di Kota Yogyakarta, salah satunya di Plaza Malioboro. Dipilihnya Plaza Malioboro sebagai salah satu tempat pameran adalah karena merupakan destinasi unggulan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dan kawula muda Kota Yogyakarta. Tak tanggung-tanggung, terdapat 40 UKM kerajinan dan fashion yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mulai dari baju, sepatu, tas kulit, aksesoris dan kerajinan menarik lainnya.
Asisten Perekonomian Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Kadri Renggono, menyambut baik kegiatan Sekati ing Mall #2. Selain memberikan ruang promosi para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), kegiatan ini juga ikut menyemarakkan HUT ke-266 Kota Yogyakarta di bulan Oktober yang selaras dengan tema tahun ini, yaitu Sulih Pulih Luwih.
“Pertama adalah Sulih, yaitu kemampuan kita beradaptasi akan perkembangan zaman, terutama setelah pandemi covid. Kedua adalah Pulih, yaitu masa penyembuhan setelah 2 tahun agar saat memasuki masa new normal kita punya strategi yang jelas, kuat dan maksimal untuk melangkah lebih jauh. Ketiga adalah luwih, yaitu setelah mampu beradaptasi dan memasuki keadaan normal, kita harus bisa melangkah dua kali lebih cepat dari sebelumnya,” jelasnya.
Kadri Renggono juga menegaskan bahwa Sekati ing Mall bukanlah pengganti acara Sekaten. Namun merupakan kegiatan yang dihadirkan untuk turut menghidupkan suasana perayaan Sekaten. Hal ini antara lain sebagai sarana bagi masyarakat UKM untuk bertemu pembeli, memperluas pemasaran, mengembangkan jejaring, meningkatkan peluang transaksi, serta mengembangkan SDM para pelaku UMKM agar siap “naik kelas” memasuki dunia perdagangan internasional yang lebih luas.
“Mengapa kita sebut Sekati? Jadi setelah ada kebijakan dari keraton Yogyakarta, kami selaku pemerintah yang bertugas melayani masyarakat tidak ingin kehilangan nuansa Sekatenan. Untuk yang di Kota Yogyakarta ini kita berharap nuansa sekaten itu tetap bisa kita dapatkan pada saat kelahiran Nabi Muhammad. Dan ide yang pada saat itu muncul adalah yang kita Sekati. Hakikatnya Sekati ini mengupayakan potensi UKM yang ada di Kota Yogyakarta,” tambah Kadri.
Sekretaris Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM, Ary Iryawan, juga menjelaskan bahwa selain mempunyai arti gamelan sebagai simbol acara Sekaten, sekati juga dimaknai sebagai Selaksa Karya Sepenuh Hati. Berbagai karya yang melibatkan hati pembuatnya dan memperhatikan hati penikmatnya.
“Besar harapan kami UKM Kota Jogja kembali dapat berproduksi kembali untuk lebih baik dan termotivasi untuk meningkatkan inovasi melalui pengembangan desain dan dispesifikasi produk sehingga dikenal dan disukai masyarakat. Semoga momen ini menjadi langkah bersama kita untuk menuju semangat ekonomi yang lebih baik, lebih bijak, dan sejahtera,” jelas Ary.
Selain pameran, kegiatan ini juga dimeriahkan oleh penampilan musik dan perarakan gunungan sekati yang berlangsung meriah. Masyarakat terlihat sangat antusias saat memperebutkan isi gunungan sekati. (Tya)