Persiapan 2 Bulan Demi Tampil Terbaik di WJNC #7   

JETIS- Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #7 yang menjadi puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-266 Kota Jogja sukses menyedot ribuan penonton di kawasan Tugu Yogyakarta pada Jumat (7/10/2022). WJNC menampilkan ratusan peserta dengan berbagai tokoh wayang yang dikreasikan secara apik dan unik. Dibalik kemeriahan WJNC itu ada persiapan dan latihan berbulan-bulan dari masyarakat perwakilan 14 kemantren di Kota Yogyakarta.

Setiap kemantren menampilkan tokoh wayang berbeda-beda dengan vehicle atau maskot pendukung. Tokoh wayang ditampilkan di antaranya Bathara Durga dari Kemantren Umbulharjo, Bathara Gana dari Kemantren Gedongtengen, Bathara Guru dari Kemantren Danurejan hingga tokoh sepasang wayang seperti Arjuna dan Sembadra dari Kemantren Gondomanan. Mereka diiringi para penari maupun pasukan pendukung. Ada tokoh wayang yang tampil menyeramkan seperti buto atau raksasa sampai para bidadari cantik.

Tak sekadar karnaval wayang, para peserta WJNC juga menari saat sampai di titik Tugu Yogyakarta. Penampilan juga dikreasikan misalnya dengan mengendarai sepeda BMX, sepeda tinggi bahkan sepatu roda. Kostum dan tata rias gemerlap sampai riasan wajah menyeramkan. Bahkan kostum yang dikreasikan dengan barang-barang bekas misalnya tutup botol dan sedotan seperti salah satu penampil dari Kemantren Gondomanan.

Kemantren Umbulharjo misalnya membuat tokoh wayang Bathara Durga dari rangkaian anyaman bambu. Berukuran besar karena menggambarkan sosok raksasa. “Kami mempersiapkan hampir dua bulan. Baik secara koreo dan konsep kostum seperti ini karena harus bisa menciptakan satu karakter dengan dua tampilan,” kata Koordinator peserta WJNC dari Kemantren Umbulharjo, Purnomo ditemui wartajogjakota.

Dia menjelaskan Bathara Durga adalah raja dari dari sentra Gondo Mayit. Bathara Durga sebenarnya adalah Dewi Uma yang dikutuk Bathara Guru menjadi raksasa menyeramkan. Tokoh Bathara Durga saat marah akan menjelma menjadi raksasa dan dalam kondisi hati yang tenang menjadi wanita cantik Dewi Uma. Oleh sebab itu Kemantren Umbulharjo menampilkan sosok raksasa dan pasukannya serta sosok wanita Dewi Uma.

“Jadi satu karakter punya dua muka. Semoga ke depannya semakin meriah dan kami bisa menampilkan yang lebih menarik dan spekta,” ujarnya didampingi para peserta dari Kemantren Umbulharjo.

Sedangkan dari Kemantren Gedongtengen menampilkan tokoh wayang Bathara Gana bertangan enam, mengenakan kain jarik berukuran besar yang ditandu. Sutradara peserta WJNC Kemantren Gedongtengen, Apriana menuturkan Bathara Gana adalah sosok berkepala seekor gajah dengan badan manusia. Bathara Gana mempunyai seekor banteng yang jumlahnya 1000 dan satu berkaki putih.

“Kami mengambil konsep rampak banteng dan satu berkaki putih. Ada maskot berwujud Bathara Gana atau Ganesha. Tingkat kesulitannya  adalah SDM karena di Kemantren Gedongtengen yang tampil tidak ada (profesi) penari. Tapi semua SDM  adalah pelajar yang ada di Gedongtengen. Semuanya semangat untuk tampil soalnya sudah dua tahun tidak menampilkan WJNC (langsung di Tugu),” terang Apriana.

Sementara itu dari Kemantren Danurejan mengusung wayang Bathara Guru atau dewa bertangan empat lengkap dengan tongkat senjatanya. Perwakilan peserta dari Kemantren Danurejan, Salsabila dan Moraka menyampaikan Kemantren Danurejan menggunakan vehicle berbentuk sapi yang menjadi tunggangan Bathara Guru. Meskipun harus mempersiapkan dan latihan berbulan-bulan tapi para peserta semangat karena bisa tampil dalam WJNC di kawasan Tugu yang ditonton langsung masyarakat.

“Kita persiapan sudah sekitar dua bulan. Antusias karena setelah dua tahun, WJNC  akhirnya bisa kembali lagi karnaval yang benar-benar karnaval turun ke jalan. Kita bisa ditonton langsung sama penonton, warga Yogya dan lainnya. Pokoknya kita antusias banget mempersiapkan dengan baik,” pungkas Salsabila. (Tri)