Ekonomi Kreatif Akan Dikembangkan di 3 Pasar Rakyat di Yogya
MERGANGSAN-Keberadaan pasar rakyat di Kota Yogyakarta akan dikembangkan lebih luas fungsinya. Tak hanya sebagai tempat jual beli kebutuhan pokok masyarakat, tapi juga ekonomi kreatif. Untuk itu Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perdagangan mengkaji pengembangan ekonomi kreatif di tiga pasar rakyat.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, kreatif dan pariwisata memiliki potensi ekonomi kreatif. Dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang paling berkembang di Kota Yogyakarta adalah kuliner, fesyen, kriya dan seni pertunjukan. Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mendata dari menu ekonomi kreatif di Jogja Smart service ada sekitar 1.500 pelaku ekonomi kreatif dan 800 pelaku di antaranya di sektor kuliner.
“Yang akan kita kembangkan ekonomi kreatif prioritas ada di tiga pasar yaitu Pasar Pasty, Prawirotaman dan Beringharjo. Itu titik lokus yang lebih siap,” kata Veronica saat focus group discussion pengembangan ekonomi kreatif di pasar rakyat, di ruang ekonomi kreatif Pasar Prawirotaman, Rabu (12/10/2022).
Kajian pengembangan ekonomi kreatif di pasar rakyat itu untuk merumuskan konsep, pola dan rincian tahapan pengembangan ekonomi kreatif di prioritas tiga pasar rakyat. Termasuk menganalisa tiga pasar rakyat yang berpotensi dan menjadi prioritas untuk pengembangan ekonomi kreatif berdasarkan pertimbangan aspek kebijakan, tata ruang, ekonomi dan kesiapan sumber daya.
“Kajian ini harapannya di akhir Oktober sudah selesai dan bisa dilaksanakan di tahun ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty) memiliki lokasi yang strategis di pintu gerbang Kota Yogyakarta bagian selatan dan ruang luas. Rencananya Pasty menjadi area hobis dan family karena memiliki produk tanaman hias, satwa, keberadaan area kuliner, area skateboard dan panggung. Selain itu akan dikembangkan edukasi untuk anak-anak dan kegiatan sunday morning.
“Kami ingin membangun Pasty sebagai area hobis dan family, sehingga satu keluarga saat datang ke Pasthy bisa menikmati semuanya. Teman-teman pedagang sudah main ketoprak di sana beberapa waktu lalu. Beberapa sekolah dan masyarakat sudah gunakan panggung untuk latihan-latihan. Harapan kami panggung itu bisa untuk seni pertunjukan yang lain,” terang Veronica.
Sedangkan Pasar Prawirotaman berada di kawasan pusat pelayanan ekonomi Yogyakarta dan kawasan wisata sentra batik Prawirotaman. Di samping itu sudah memiliki ruang ekonomi kreatif dan sarana pendukung di lantai 4 serta memiliki potensi segmentasi pasar variatif seperti umum wisatawan dan komunitas.
“Di sini (Pasar Prawirotaman) sudah dilaksanakan kegiatan laskar digital kerja sama pihak ketiga untuk mengadakan pelatihan ke anak-anak sekolah setiap hari Sabtu Minggu. Lalu ada kegiatan semacam coworking dan pameran di akhir minggu dari pensil terbang (pelaku ekonomi kreatif),” tambahnya.
Untuk Pasar Beringharjo memiliki lokasi strategis di kawasan Malioboro dan sebagai objek daya tarik wisata. Pasar Beringharjo juga punya sarana prasarana seperti panggung atau atrium. Veronica mencontohkan di Pasar Beringharjo banyak kerajinan dan kriya sehingga para pelaku kerajinan kira bisa membuat workshop. Belum lama ini juga ada Jogja Mandiri feysen show di Pasar Beringharjo sebagai salah satu bentuk ekonomi kreatif.
Sementara itu Sekda Pemkot Yogyakarta, Aman Yuriadijaya meminta dalam pengembangan ekonomi kreatif di pasar rakyat perlu memperhatikan pada kebijakan Pemkot Yogyakarta yaitu peta jalan ekonomi kreatif secara keseluruhan yang sedang disusun Bagian Perekonomian Pemkot Yogyakarta. Dalam tata laksana pengembangan ekonomi kreatif di pasar rakyat juga harus dituangkan secara tekstual misalnya terkait pemanfaatan ruang di pasar dengan sistem sewa. Setiap titik ekonomi kreatif di pasar rakyat juga harus memiliki keunggulan masing-masing.
“Masing-masing titik lokasi harus punya daya unggul yang berbeda-beda, sehingga tidak terjadi kompetisi antar titik. Tapi saling menguatkan. Selain itu harus diintegrasikan dengan kawasan karena kita ingin titik ini jadi pembangkit kawasan atau sebaliknya kawasan membangkitkan titik. Dari sumber daya juga perlu melibatkan komunitas karena dengan berbasis komunitas cukup memberikan dorongan terhadap penumbuhan aktivitas ekonomi kreatif,” jelas Aman.(Tri)