Rasa Manis Gurih Apem  Bu Wanti Selalu Dinanti Pembeli

 

Selain dikenal seni budayanya, Kota Yogyakarta juga terkenal kulinernya, baik makanan utama maupun camilannya. Salah satu kuliner legendaris di Kota Yogya adalah apem. Ya, apem merupakan makanan tradisional dengan rasa manis dan gurih. Kue apem banyak ditemui di pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta bahkan diseluruh penjuru di Indonesia.

Salah satu kue apem legendaris di Kota Yogyakarta yakni ‘Apem Beras Bu Wanti' yang berlokasi di Pasar Ngasem Yogyakarta berdiri sejak 90'an. Suami Istri Ade Purwantiningsih (43) dan Doni (43) merupakan generasi kedua penerus apem legendaris ini. Usaha yang diturunkan oleh ibunya masih tetap eksis hingga saat ini. 

Kata apem berasal dari bahasa Arab yaitu “afuum” atau “affuwun” yang memiliki arti ampunan. Dalam tradisi Jawa, kue apem memiliki filosofi yaitu ‘memohon ampunan kepada sang pencipta'. Kue apem hingga saat ini masih sangat lekat digunakan dalam ritual upacara tradisional Jawa seperti syukuran, upacara selama kehamilan, sunatan, pernikahan hingga upacara kematian.

Kini bu Wanti memiliki empat kios di Kota Yogyakarta yang berlokasi di beberapa tempat yakni di Pasar Ngasem dengan dua lokasi, Pasar Kotagede dan di belakang pasar ngasem buka pada pukul 06.00-08.00 WIB. Untuk harga tidak perlu khawatir, anda cukup membayar Rp 3000/buah.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan apem terdiri dari tepung beras, telur, kelapa muda, gula pasir, santan, ragi, dan sedikit garam. "Pembeli juga boleh request saat memesan kue apem. Ingin diberi coklat atau rasa lainnya," jelasnya.

Pembuatannya juga masih tradisional dengan menggunakan tungku bahan bakar arang. Wanti mengatakan ada perbedaan antara apem yang dimakan dan apem yang digunakan untuk sesaji yang belum banyak orang ketahui.

Perberbedaannya apem untuk sesaji menggunakan koin dan daun dadap. Sedangkan apem yang dijual biasanya hanya berupa apem tidak menggunakan daun ataupun koin.

"Kalau untuk sesaji berbeda, diatasnya dikasih uang logam dan daun dadap serep itu untuk membangun lambang permintaan maaf. Kalau orang jawa pasti paham isi sesajinya," ujarnya.

Jika ingin memesan, pelanggan biasanya memesan dengan paket khusus yakni berisi ketan, kolak dengan tujuh apem dihargai Rp 61.000 lengkap dengan tempatnya. ''Kita membuat sesuai pesanan, tinggal nanti pembeli ingin menambahkan bunga atau tidak," jelasnya.

Perharinya Wanti bisa menjual apem hingga 200 biji. Tetapi dihari sabtu dan minggu penjualan bisa mencapai dua kali lipat. ''Bahkan dihari ruwahan dan puasa lebih banyak pemesanan apem," katanya.

Tambahnya, hingga saat ini setiap ada pasar kangen yang diadakan setiap tahunnya, apem miliknya selalu ikut menyemarakkan. Harapannya anak muda jaman sekarang tetap menyukai makanan khas Yogyakarta ini. (Hes)