LOMBA PANATACARA UPACARA PENGANTIN GAYA YOGYAKARTA

Panatacara merupakan profesi yang sudah mulai dibutuhkan oleh masyarakat
di semua tingkatan. Dalam pergaulan sosial, peranan panatacara akan
menjamah beberapa kepentinga seperti hajatan pengantin, sunatan, syukuran,
atau peristiwa kematian. Kebutuhan akan fungsi ini diperkuat dengan masih
dibutuhkannya panatacara dalam bahasa Jawa dalam setiap perhelatan yang
digelar di masyarakat. Kebutuhan ini ternyata tidak seimbang dengan
sumberdaya yang ada di masyarakat sehingga penajaman kemampuan dalam
menjalankan fungsi panatacara khususnya yang berbahasa Jawa sangat
dibutuhkan.

Memantapkan profesi panatacara dalam kehidupan sosial masyarakat Dinas
Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menggelar Lomba Panatacara
Upacara Pengantin Gaya Yogyakarta. Menurut panitia pelaksana lomba
Widiyastuti,S.S, M.Hum, Lomba akan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yaitu
babak penyisihan dengan metode audisi dan tahap final dengan metode
presentasi. Lomba akan dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu Selasa –
Rabu, 8 – 9 Juni 2010 bertempat di Ruang Utama Atas Kompleks Balaikota
Timoho Yogyakarta. Acara terbuka untuk umum dan dapat disaksikan secara
bebas oleh masyarakat. Lomba akan dilaksanakan pada pukul 09.00 – 15.00
WIB.  Dewan juri yang akan menilai dalam lomba ini adalah : Bapak Habib
Bari, Bapak dr. Wigung Wratsangka, Bapak Slamet HS, Bapak Ign. Wahono, dan
Ibu Kinting Handoko. Lomba ini akan merebutkan uang pembinaan sebesar Rp.
15.000.000,00, trophy dan sertifikat dari Bapak Walikota Yogyakarta.

Tema yang diangkat dalam Lomba Panatacara kali ini adalah Cintai Budaya
Jawa, Cintai Bahasa Jawa. Tema ini diangkat untuk menunjukkan bahwa dengan
mendalami panatacara dalam Bahasa Jawa, maka telah merupakan bagian dari
upaya untuk melestarikan budaya kita yaitu Budaya Jawa. Sedang topik yang
diangkat tentang Upacara Pengantin Gaya Yogyakarta. Topik ini diambil
dengan harapan bahwa upacara pengantin yang selama ini sudah banyak
dilaksanakan oleh masyarakat dapat kembali memunculkan tradisi gaya
Yogyakarta.

Sebelumnya pada tahun 2009, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Yogyakarta telah melaksanakan kegiatan Workshop Panatacara yang diikuti
tidak kurang dari 100 peserta yang berasal dari berbagai komponen
masyarakat. Dari atensi yang ditunjukkan, tampaknya kebutuhan akan
pelatihan Bahasa Jawa masih sangat dibutuhkan masyarakat. Hal ini
menimbulkan pemikiran untuk mempertajam Workshop yang telah dilaksanakan
di tahun 2009 dengan melaksanakan Lomba Panatacara di tahun 2010. (ism)