Seribu Ember Tumpuk Kurangi Sampah di Kota Yogya

 


Dalam upaya mengurangi sampah di Kota Yogyakarta, Paguyuban Bank Sampah se-DIY menggelar aksi Bank Sampah Jogja Heboh #2, Minggu (6/11) di Teras Malioboro 2. Kegiatan ini sekaligus sebagai ajang membagikan 1000 ember tumpuk secara bertahap kepada paguyuban bank sampah di Kota Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini Penjabat Walikota Sumadi menyerahkan komposter Ember Tumpuk kepada perwakilan paguyuban bank sampah di Kota Yogyakarta dimana ember yang diberikan dapat dimanfaatkan sebagai alat pemilahan sampah organik maupun anorganik. 

Kegiatan Bank Sampah Jogja Heboh #2 diharapkan sebagai pengingat baik warga Kota Yogyakarta ataupun wisatawan agar tidak "nyampah" saat berwisata, terutama di Malioboro sebagai bagian dari Sumbu Filosofi.

Selain itu, pemberian ember tumpuk ini akan diberikan juga kepada pengelola Teras Malioboro 2 dan warga sekitar Malioboro. "Acara ini merupakan lanjutan dari aksi 'Malioboro Resik Lan Ijo' tahun 2020. Tema yang kami angkat yakni Aksi Merawat Sumbu Filosofi, Gerakan Seribu Ember Tumpuk, Malioboro Resik Lan Ijo," jelas Sekretaris Paguyuban Bank Sampah DIY Erwan Widyarto saat sambutan.

Tak hanya itu kegiatan ini juga memberikan edukasi penggunaan ember tumpuk untuk mengelola sampah organik yang di bimbing langsung oleh penemu komposter ember tumpuk Nasih Widya Yuwono dari Fakultas Pertanian UGM. 

"Tujuan kami, sampah organik tidak dikirim ke TPS dan TPA, tetapi, habis diolah menjadi kompos yang diolah oleh warga Kota Yogyakarta," tambah Erwan.

Ia menambahkan, puluhan stan dari paguyuban sampah juga ikut memeriahkan kegiatan ini, dengan memamerkan jenis produk dari daur ulang sampah seperti sabun dari minyak jelantah, sabun mandi EcoEnzyme, boneka badut dari tutup botol, olah limbah kaca, budidaya magot, biopori, losida, pupuk organik cair, bros dari tas kresek, bros dari tutup botol, pot dari pakaian bekas, kerajinan koran, kreasi sedotan, olah limbah sandal dan masih banyak yang lainnya. 

"Kami ingin berbagi soal pengelolaan sampah dengan prinsip 3R yakni reduce, reuse, recycle. Pengelolaan yang mudah, murah, bermanfaat. Yang organik komposkan, yang anorganik pilah, olah, jual. Sampah pilah anorganik bisa disetor ke bank sampah atau jual ke tukang rosok. Dengan langkah ini, makin sedikit sampah yang dikirim ke TPA," ujarnya.

Sementara itu, Penjabat Walikota Sumadi mengatakan, hingga September 2022 jumlah wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta mencapai 5,1 juta orang. Padahal target awal berjumlah dua juta orang. Banyaknya wisatawan yang datang juga sebagai salah satu bertambahnya sampah di Kota Yogyakarta. Apalagi jika wisatawan masih ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

"Saya berharap wisatawan jangan 'nyampah' di Malioboro. Tetapi ikut merawat Malioboro sebagai Sumbu Filosofi yang patut dirawat, dijaga salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya. Mudah-mudahan sampah selesai di tingkat kelurahan dengan terus melakukan edukasi kepada masyarakat," jelas Sumadi.

Sumadi sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada semua pihak yang terlibat. Ia berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan agar membantu pemerintah dalam memberi kenyamanan kepada wisatawan.

"Terimakasih kepada semua pihak yang berpartisiapasi untuk mengurangi sampah di Kota Yogyakarta. Insyaallah jika sampah dikelola dengan baik maka kunjungan wisata akan semakin baik," katanya. (Hes)