BPBD Ajak  Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi 

 

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengajak masyarakat waspada bencana Hidrometeorologi. Hidrometeorologi adalah cabang ilmu dari meteorologi yang mempelajari siklus air, curah hujan, iklim dan cuaca. Harapannya dengan perubahan kondisi cuaca saat ini masyarakat selalu waspada ,peka terhadap lingkungan, dan selalu memantau informasi cuaca baik itu dari website resmi BMKG ataupun BPBD Kota Yogyakarta.

Beberapa bencana Hidrometeorologi antara lain curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, banjir, serta kekeringan.

Koordinator Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Kota Yogyakarta Suyatman,  berharap masyarakat dapat membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana yang dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan dan kesiapan dari pegiat kebencanaan dalam menghadapi potensi bencana yang ada di wilayahnya masing-masing.

"Hampir semua bencana yang telah terjadi di Indonesia pada tahun 2022 adalah bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor," jelas Suyatman, Jumat (11/11) saat diwawancarai di ruang kerja.

Ia mengatakan, prediksi dari BMKG puncak hujan akan berlangsung hingga di bulan Desember dan Januari mendatang. ''Mudah-mudahan dengan adanya pencegahan yang disadari oleh masyarakat ini, semua yang terkait penanggulangan bencana di pusat dan daerah sudah siap segala sesuatunya baik dari segi personil, peralatan dan ketika tahap tanggap darurat, betul-betul bisa masuk ke sasaran," ujarnya.

Suyatman mengungkapkan, untuk wilayah Kota Yogyakarta masih relatif aman namun tetap dibutuhkan kewaspadaan jika terjadi bencana. ''Kota Yogyakarta cukup aman, tapi cuaca saat ini tidak bisa ditebak kadang siang panas, sore terjadi hujan lebat disertai angin. Parameter sangat berubah-ubah. Antisipasi perubahan suhu terlalu mencolok sehingga dapat menyebabkan banjir, badai ataupun pohon tumbang," tambahnya.

Lanjutnya, untuk itu perlu adanya antisipasi dimulai dari lingkungan sekitar diantaranya, memastikan talang air selalu bersih lancar dan tidak terjadi kebocoran, periksa di setiap sisi rumah apakah yang perlu diperbaiki, pantau kondisi pohon, listrik, serta reklame.

Tak hanya itu, masyarakat juga diharapkan dapat mencari tahu apakah ada potensi bencana di lingkungan sekitar. Sehingga ada kesiapan tidak hanya mental tetapi kesiapan alat juga penting dilakukan. 

''Masyarakat bisa membantu dengan ikuti mencari informasi cuaca terkini, menyiapkan perlengkapan darurat, dan mencari tahu langkah apa saja dalam tanggap bencana," katanya.

Untuk masyarakat bisa mencegah bencana dengan berbagai kegiatan salah satunya dengan mengikuti sosialisasi dan pelatihan dari Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang ada di daerah mereka. 

Adanya KTB di masyarakat dapat dengan sigap membantu menanggulangi bencana di wilayah mereka masing-masing. Untuk saat ini Kota Yogyakarta memiliki 135 KTB dengan target awal 170 KTB. Sehingga masih ada 35 KTB yang belum dikukuhnya. Untuk itu BPBD Kota Yogyakarta akan segera menyelesaikan KTB di Kota Yogyakarta selambat-lambatnya pada tahun 2025. (Hes)

 

 

*Foto diatas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh BPBD Kota Yogyakarta memotong pohon-pohon tumbang saat terjadi hujan disertai angin.