Kota Yogya Tingkatkan Kapasitas Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

Umbulharjo - Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) Kota Yogyakarta ikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) pada 23 dan 24 November di Ruang Arjuna Balai Kota, bekerja sama dengan Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB) UPN Veteran Yogyakarta.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat melaporkan, personil TRC PB Kota Yogya terdiri dari unsur seluruh OPD, TNI, Polri, PMI, Baznas, dan Forum Kampung Tangguh Bencana (KTB). Bimtek tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas personil dari tiap sektor dalam penanggulangan bencana. 

"Menindaklanjuti arahan dari Kemendagri, bahwa untuk meningkatkan respon pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan penanggulangan bencana kepada masyarakat khususnya pada saat keadaan darurat, perlu dilakukan upaya membangun kesiapsiagaan di daerah dengan melibatkan multisektor yang terkait," lapornya Rabu (23/11). 

Kegiatan Bimtek ini, lanjut Nur Hidayat, juga bertujuan untuk meningkatkan efektivitas TRC PB Kota Yogya, sebagai wujud kolaborasi pemerintah dan non-pemerintah dalam pemenuhan layanan kepada masyarakat pada setiap kejadian bencana.

"Melalui Bimtek ini kapasitas anggota tim dalam berkoordinasi penanganan bencana terutama pada saat kedaruratan dapat meningkat, juga respon pemerintah dalam memberikan pelayanan penanggulangan bencana," jelasnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya dalam arahannya mengatakan, penguatan Tim Reaksi Cepat ini juga harus menyangkut pelembagaan. Jadi supaya jelas siapa melakukan apa, dan apa yang dilakukan di masing-masing perannya. 

"Tim ini terdiri dari multi sektor, maka kegiatan seperti ini menjadi ruang penting untuk membangun kekuatan secara kelembagaan dan tata laksana. Agar pengendalian dalam lingkup organisasi tetap sehat dan fungsi lembaga dapat berjalan sesuai yang seharusnya," ujarnya.

Dalam memperkuat fungsi dan peran kelembagaan, tambah Aman, juga harus memastikan sehatnya proses interaksi dalam tiap unsur. Bagaimana intensitasnya agar muncul kenyamanan tiap anggota, dan tentunya berlaku juga dalam membangun interaksi lintas sektor. 

"Setelah interaksi, kemudian pastikan juga terjadi kolaborasi antar unsur dan lintas sektor. Dari kolaborasi tersebut akan memperkuat dan memperluas jejaring, sehingga peran kelembagaan ini akan berjalan dengan optimal," tambahnya. (Jul)