Promosikan Kampung Wisata Lewat Studi Mahasiswa
SLEMAN- Pemerintah Kota Yogyakarta menggandeng perguruan tinggi Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mempromosikan dan mengembangkan wisata. Pada tahap awal menjadikan kampung-kampung wisata di Kota Yogyakarta sebagai salah satu media pembelajaran mahasiswa. Langkah itu juga sekaligus menjadikan mahasiswa generasi muda sebagai agen untuk mempromosikan kampung wisata.
Kepala Bagian Perekonomian dan Kerja Sama Pemkot Yogyakarta, Raden Roro Andarini mengatakan sudah ada kesepakatan bersama atau MoU antara Pemkot Yogyakarta dengan Sekolah Vokasi UGM. Salah satunya dengan mengadakan focus group discussion pengembangan pariwisata kampung wisata di Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM.
“Ini dalam rangka merealisasikan rencana perjanjian kerja sama yang akan dilakukan. Di perguruan tinggi ada program merdeka belajar,kampus merdeka. Kami juga punya program pengembangan pariwisata, kita kolaborasikan,” kata Andarini ditemui usai FGD pengembangan pariwisata Kota Yogyakarta di Gedung Teaching Industry Learning Center, UGM, Selasa (29/11/2022).
Dia menyatakan Kota Yogyakarta adalah kota wisata dan pendidikan, untuk itu kolaborasi dengan perguruan tinggi dijalin. Diharapkan kolaborasi dengan perguruan tinggi terutama terkait preferensi mahasiswa dari generasi anak-anak milenial terhadap kampung wisata bisa mempromosikan kampung wisata di Kota Yogyakarta.
“Harapannya dengan kolaborasi ini mereka menjadi agen untuk mempromosikan kampung wisata. Ke depan juga akan dikolaborasikan dengan pihak swasta untuk promosi dan pengembangan wisata di Kota Yogyakarta,” tambahnya.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Yogyakarta, Aman Yuriadijaya pariwisata Yogyakarta berangkat dari budaya dan itu bisa direpresentasikan dari kampung wisata. Sebanyak 18 kampung wisata di Kota Yogyakarta diharapkan memiliki keunggulan yang berbeda-beda agar saling melengkapi dan memberi ruang-ruang pengalaman tersendiri bagi wisatawan.
“Makanya kami Pemkot Yogyakarta masuk pada strategi yaitu kuratorial produk. Masing-masing kampung wisata harus kita lihat standar teknis untuk bisa masuk dunia industri pariwisata,” papar Aman.
Di samping itu menggunakan strategi pemasaran. Aman menyebut soal promosi dan transaksi harus menjadi ruang yang harus digarap untuk diintegrasikan dengan berbagai komponen terkait. Untuk itu perguruan tinggi dilibatkan untuk bersama-sama masuk dalam ruang kampung wisata. “Oleh karena itu kolaborasi dan interaksi semacam ini perlu. Kami harap ide-ide segar harus berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu pengajar Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, Mohammad Genta Mahardhika mengutarakan Kota Yogyakarta sebagai kota wisata banyak tempat yang bisa untuk wisata atau mempelajari sesuatu. Kampung wisata Kota Yogyakarta menjadi salah satu media pembelajaran untuk kelas komunikasi dan negosiasi bisnis. Mahasiswa berkunjung ke kampung wisata mencari sudut pandang menarik yang bisa dikomunikasikan untuk khalayak ramai. Kemudian hasilnya dipresentasikan dalam bentuk konten video.
“Kita bisa menjadikan kampung wisata Kota Yogyakarta sebagai salah satu media pembelajaran di Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM. Anak-anak mahasiswa kami terjunkan untuk bisa melihat potensi wisata yang menjadi sudut pandang mereka. Misalnya itu menjadi hal menarik bagi pembelajaran maupun Pemkot Yogya dan pihak-pihak terkait yang akhirnya bisa menjadi suatu saran membangun,” pungkas Genta.(Tri)