Peringati Hari Anti Kekerasan, Pemkot Serahkan Buku Saku Pencegahan Tindak Perdagangan Orang

Umbulharjo - Pemerintah Kota Yogyakarta terus upayakan Kota Yogyakarta menjadi Kota yang aman dan nyaman bagi perempuan dan anak-anak. Dalam rangka memperingati hari anti kekerasan pada perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dengan tema ‘Ciptakan Ruang Aman, Lindungi Perempuan dan Anak’ di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta pada Selasa (29/11)

Peringatan hari anti kekerasan pada perempuan dan anak ditandai dengan lauching iklan layanan masyarakat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan catcalling serta penyerahan Buku Saku Tiker Perak (Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak) dan Cegah Perang (Perdagangan orang) oleh Penjabat Walikota Yogyakarta, Sumadi kepada tiga rumah ibadah ramah anak yaitu Klenteng Poncowinatan, Gereja Hagios dan Masjid Baitul Imam. Selain itu, buku saku tersebut diserahkan kepada Polresta Kota Yogyakarta dan Kodim 0734 Kota Yogyakarta.

Sumadi menyampaikan Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen kuat untuk mengatasi kekerasan berbasis gender, makan akan dilakukan penguatan penanganan korban kekerasan secara komprehensif, serta upaya-upaya pencegahan dan kampanye anti kekerasan yang tidak hanya dilakukan pemerintah namun juga oleh semua pihak, antara lain stakeholer dan seluruh masyarakat.

“Mari kita dukung upaya untuk stop kekerasan pada perempuan dan anak dengan menciptakan ruang aman bagi perempuan dan seluruh kelompok rentan baik di rumah, sekolah, tempat kerja, dan lingkungan sosial. Saya harap kita dapat benar-benar berkomitmen untuk melindungi Kota Yogya dari segala bentuk kekerasan, demi mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang layak huni, aman, nyaman dan berperspektif keadilan gender,” ungkap Sumadi.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta, Edy Muhammad menjelaskan peringatan hari anti kekerasan pada perempuan dan anak diisi dengan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Ini yang berlangsung dari tanggal 25 November hingga 10 Desember 2022. “Realita yang ada kekerasan di Kota Yogya masih terjadi sebelum dan sesudah pandemi Covid-19. Meskipun datanya meningkat, akan tetapi pada 2022 data kekerasan berbasis gender menurun. Berdasarkan data statistiknya perempuan mengalami kekerasan sebanyak 51,3 persen, 26,6 persen terjadi pada anak-anak, dan 16 persen lansia mengalami tindak kekerasan,” ungkapnya.

Dengan kekerasan yang masih ada di Kota Yogyakarta, kegiatan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak bertujuan mendorong berbagai pihak baik pemerintah atau masyarakat untuk berpartisipasi dan menyuarakan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak, perlindungan dan pemulihan korban, mengajak untuk melawan stigma terhadap korban khususnya korban kekerasan seksual serta mendorong kepolisian atau aparat penegak hukum untuk mengimplementasikan Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.


“Dalam rangkaian ini kami telah melaksanakan uji publik pembentukan satgas di IST AKPRIND, pelatihan pendidik sebaya konselor sebaya, koordinasi dan sosialisasi pencegahan kekerasan di kelurahan dan sosialisasi pola asuh remaja agar terhindar dari kekerasan dengan peserta anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) Demangan. Besok, kami akan melaksanakan sosialisasi pendewasaan usia pernikahan agar terhindar dari kekerasan dan petemuan Perempuan Adi Luhung,” ujar Edy. (Chi)