Upaya Pemkot Yogya Deteksi Dini Konflik Sosial Siap Diterapkan Kabupaten Sijunjung

UMBULHARJO - Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi menerima kunjungan kerja dari Sekretaris Daerah Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat Zep Nihan beserta jajarannya, Kamis (8/12) di Ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta.

Kedatangan ini bertujuan untuk mempelajari upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dalam mencegah konflik dengan beragam suku dan budaya yang ada di Kota Yogyakarta.

Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan bermigrasi ini tidak terlepas dari keberagaman budayanya. Sehingga kemungkinan konflik akan terjadi jika kurangnya pencegahan dan penanganan konflik di Kota Yogyakarta.

Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi mengatakan, Kota Yogyakarta terus mengupayakan pencegahan konflik sehingga diharapkan dapat tercipta kondisi yang dinamis di tengah masyarakat.

"Tentunya dibutuhkan kerjasama antara kemantren dan kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta masyarakat mengetahui secara mendalam permasalahaan yang terjadi beserta penyelesaiannya," jelasnya.

Pihaknya mengatakan, untuk Kota Yogyakarta hingga saat ini memiliki 110 asrama yang dihuni oleh mahasiswa dari Sabang sampai Merauke. Ia berharap adanya berbagai suku dan budaya yang berbeda-beda tetap menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang nyaman huni.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta Budi Santosa mengatakan, untuk mencegah terjadinya konflik Pemkot Yogyakarta memiliki tim kerja dalam mendeteksi dini konflik sosial yang akan terjadi melalui pengawasan, pembinaan dan pendekatan.

Upaya tersebut dilakukan dengan membentuk Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di 45 kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta. Tak hanya itu, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) juga ikut membantu dalam penanganan dan pencegahan konflik di Kota Yogyakarta.

"Kita memiliki 300 anggota FKDM di seluruh kelurahan di Kota Yogyakarta untuk menyusun peta potensi konflik dengan harapan Kota Yogyakarta tetap nyaman huni, aman dan sejahtera," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat Zep Nihan mengungkapkan, ilmu yang diberikan di kemudian hari akan diterapkan di Kabupaten Sijunjung. 

Selain itu, penerapan tim pencegahan konflik di tiap kelurahan juga diharapkan bisa ditiru oleh Kabupaten Sijunjung. "Terimakasih atas ilmu yang diberikan mengenai penanganan konflik di Kota Yogyakarta. Saya berharap, Kabupaten Sijunjung bisa menerapkan seperti Kota Yogyakarta dengan berbagai suku dan budaya yang ada disini namun minimnya konflik di Kota Yogyakarta," jelasnya. (Hes)