Terapkan Perilaku Antikorupsi dalam Setiap Individual

Gedongtengen - Berbagai penilaian di masyarakat yang mengindikasikan merajalelanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di negeri ini, termasuk pada lingkup birokrasi pemerintahan. Sudah saatnya untuk menunjukan sikap kepada masyarakat bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen melaksanakan pelayanan publik dengan baik dan tidak melakukan penyimpangan serta ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang berlaku.

Demikian yang disampaikan Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya di acara Bimbingan Teknis Anti Korupsi yang dilaksanakan di Hotel Royal Darmo Malioboro pada Jumat (09/12).

"Seharusnya yang menjadi ruang perhatian yang harus dibangun dan dipelihara dalam menerapkan anti korupsi adalah perilaku individual. Setiap individu harus diperkuat pada norma-norma pemerintah dan anti korupsi harus benar-benar melekat dalam pribadi masing-masing individu," ujarnya.

Dengan melekat dalam pribadi masing-masing individu, Aman menjelaskan meskipun memiliki kesempatan untuk itu (KKN) tidak akan terjadi. 

"Seluruh bagian dari kita, harus menjaga norma pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diemban serta saling mengingatkan satu sama lain," tambah Aman.

Auditor Madya Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DIY, Sasana Dwiputra Alexander menyampaikan korupsi dalam pemerintah dapat dilakukan pencegahan dengan adanya budaya pemerintah yang dilandasi nilai-nilai budaya pemerintah yang kuat dan terlaksananya Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang kuat. 

"Berfungsinya auditor internal dalam mendeteksi dan menemukan indikasi kecurangan dan adanya pemeriksaan eksternal yang obyektif dan independen juga dapat dilakukan untuk pencegahan korupsi," ungkapnya.

 

Adanya tekanan dalam pekerjaan dan peluang yang timbul karena pengendalian yang lemah, dapat menjadi celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku, "Bibit korupsi itu bisa dari berbagai hal, misalnya seseorang yang memiliki tekanan karena ada kebutuhan mendadak dari keluarga yang nominalnya cukup besar itu bisa saja menjadi alasan seseorang melakukan korupsi," ungkap Sasana.

Oleh karena itu, Sasana juga mengungkapkan perlunya penguatan individu dan berkomitmen untuk tetap bersih dan bertanggung jawab kepada masyarakat dan negara. (Chi)