Olah Sampah Pasar Kurangi 40 Persen Sampah yang Dibuang ke TPST Piyungan
Gondomanan - Gerakan zero sampah anorganik tahun 2023 merupakan program kedaruratan Pemerintah Kota Yogyakarta yang sudah menjadi harga mati dan tidak ada tawar menawar lagi. Program ini bersifat wajib dan harus dilaksanakan oleh setiap masyarakat Kota Yogyakarta karena pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab masing-masing individu.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya pada acara sosialisasi pengelolaan sampah di pasar rakyat yang dilaksanaka di Pasar Beringharjo pada Kamis (15/12).
Acara ini diikuti oleh paguyuban pedagang pasar yang diharapkan dapat menyebarkan informasi ke pedagang lain dalam kelompok tersebut. Dalam sosialisasi ini, pedagang dibekali pengetahuan untuk mengelompokkan jenis-jenis sampah seperti sampah organik, anorganik, residu, dan sampah bahan berbahaya dan beracun.
Aman menyebutkan, dengan dilakukan pemilahan sampah dari sumbernya dalam hal ini para pedagang maka diprediksi mengurangi sampah yang dibuang sebanyak 40 persen. “Mengapa mengelola sampah anorganik? Sampah anorganik masih memiliki nilai ekonomi, sehingga program ini mengajak masyarakat merubah perilaku sosial. Kebiasaan yang tadinya semua jenis sampah langsung dijadikan satu kemudian dibuang menjadi dipilah dan sampah anorganik dimanfaatkan,” ungkapnya.
Gerakan zero sampah anorganik tahun 2023 membutuhkan kesadaran seluruh masyarakat didukung dengan monitoring dan pengawasan yang tegas hingga manajemen di bank sampah yang semakin baik.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menyampaikan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mendukung gerakan zero sampah anorganik tahun 2023 dengan melakukan peremajaan armada pengangkut sampah untuk menangani sampah yang dihasilkan seluruh pasar tradisional di Kota Yogya dengan menambah tiga compactor truck, satu dump truck serta dua kendaraan roda tiga.
“Saat ini, ada 20 bank sampah pasar yang sudah melakukan pemilahan sampah, khususnya sampati anorganik sehingga dump truck akan digunakan untuk mengangkut sampah anorganik usai dipilah. Sedangkan ketiga compactor truck akan digunakan untuk mengangkut sampah organik dengan kapasitas hingga enam ton sampah organik,” ujarnya.
Ambar juga menjelaskan tambahan dua kendaraan roda tiga akan dioperasikan di pasar yang memiliki akses jalan kecil. “Tentu kami upayakan untuk terus menekan potensi sampah yang dibuang ke TPA Piyungan bersama-sama dengan pedagang melakukan pemilahan sampah sejak dari sumbernya,” tambahnya. (Chi).