Ngampilan Tanggulangi Persoalan NAPZA

Masih ada beban moril yang besar bagi Pemkot Yogyakarta untuk bagaimana mempertahankan citra Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata dan kota pendidikan. Tidak sekadar kota  pendidikan, tetapi menyangkut bagaimana membangun, membina dan menata peran kehidupan sosial masyarakat yang betul-betul bermanfaat bagi masyarakat. Hal itu disampaikan mantan Wakil Walikota Yogyakarta HM Syukri Fadholi, SH ketika silaturahmi dengan tokoh masyarakat, Ketua RW dan Ketua LPMK se-Ngampilan, Lurah Notoprajan, Lurah Ngampilan serta Muspika Ngampilan di Pendopo Kecamatan Ngampilan, Senin malam (27/9).

 

Melalui acara ini, tokoh masyarakat berkesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka. Respon mereka sangat besar, terutama ketika Syukri menawarkan gagasan tentang sanksi moral dan sanksi sosial bagi pengguna dan pengedar NAPZA. Dalam pengamatannya sebagai masyarakat dan mantan pejabat di Pemkot Yogyakarta, Syukri mengatakan, sebagai kota pendidikan sangatlah kurang pas apabila masih adanya pondokan yang belum bisa dikendalikan. Karena dirinya khawatir dengan adanya kehidupan pondokan yang masih campur, anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa ini akan rusak kehidupannya. ”Menurut peraturan daerah, dilarang indekos campur putra dan putri,” ujar Syukri. Menurutnya, masyarakat berharap pola keseimbangan antara perkembangan kehidupan ekonomi, moralitas, dan lainnya bisa dilakukan amanah yang diberikan bisa dilaksanakan dengan baik.

Pada kesempatan itu ia mengharapkan kepada tokoh masyarakat untuk melakukan gerakan moral melawan dan menanggulangi persoalan NAPZA di Kota Yogyakarta. “Khususnya di Ngampilan, selama ini saya nilai cukup aktif dalam melawan, menanggulangi dan mencegah terjadinya kejahatan yang diakibatkan NAPZA,” kata Syukri Fadholi sambil menambahkan peredaran narkoba tidak hanya terjadi di lingkungan kampus, namun lebih jauh hingga ke pondokan atau kos-kosan.

 

Menurut Syukri, trend peredaran narkoba di DIY terus meningkat. Untuk itu, upaya penanganan narkoba untuk dilakukan melalui dua jalan, yakni preventif dengan cara mendatangi pondokan dan kos-kosan dan represip dengan tindakan penyelidikan dan penangkapan. “Tempat-tempat ini adalah gudangnya mahasiswa,” ujar Syukri Fadholi.

 

Mantan Ketua Badan Narkoba Kota Yogyakarta ini menuturkan, peningkatan terjadi akibat gaya hidup pergaulan bebas. Dikhawatirkan, peredaran narkoba dan pergaulan bebas itu akan menjadi potensi bagi penyebaran penyakit HIV/AIDS.

Dikatakan Camat Ngampilan Darajat, SSos, kegiatan ini sebagai kepedulian Muspika Ngampilan dalam rangka memberantas peredaran minuman keras dan penyalahgunaan narkoba dengan wujud memberikan sanksi moral dan sanksi sosial. “Yogyakarta masih menjadi pasar potensial bagi peredaran narkoba di tanah air. Propinsi DIY bahkan menduduki peringkat 10 besar daerah rawan peredaran narkoba lantaran jumlah remaja dan mahasiswa yang cukup besar,” jelas Darajat.

Ditambahkan Kapolsek Ngampilan AKP Eko Basunandi, kalau tidak segera diupayakan pemberantasan, maka 5-10 tahun ke depan anak bangsa tidak memiliki kemampuan pikir untuk berkompetisi dengan bangsa lain. Untuk itulah, pihaknya memberdayakan program polisi sapa anak sekolah untuk menanamkan pengetahuan seputar tanda-tanda masuknya narkoba ke wilayah tersebut sekaligus menghentikan peredarannya.