Gerakan Zero Sampah Anorganik Olah Sampah Jadi Berkah

Mulai 1 Januari 2023 warga Kota Yogyakarta akan memulai gerakan zero sampah anorganik dengan pemilahan sampah dari rumah tangga. Sosialisasi sudah dilakukan dan kini warga bersiap dengan kebiasaan baru memilah sampah anorganik yang kemudian dikumpulkan ke bank sampah di lingkungan setempat warga.

 

Salah satu kelurahan di Kota Yogyakarta yaitu Kelurahan Klitren, sudah siap dengan gerakkan zero sampah anorganik yang akan segera berlaku pada Januari 2023. Ermin Rukmiyati, salah satu pengurus Bank Sampah Anugerah 14 di Kelurahan Klitren mengaku telah siap melaksanakan aksi zero sampah anorganik dari sumbernya. Bank Sampah Anugerah 14 sendiri telah hadir sejak 2015 menaungi empat RT yaitu RT 53, RT 54, RT 55 dan RT 56 sehingga gerakan zero sampah anorganik sudah bukan hal baru lagi.

“Dalam seminggu sekali, masyarakat sudah mengumpulkan sampah anorganik di masing-masing RT dan setiap akhir bulan masing-masing RT akan menyetorkan sampah anorganik yang terkumpul dan memberikan laporan administrasinya ke Bank Sampah Anugerah 14,” ujar Ermin saat ditemui di Pos Bank Sampah Anugerah 14 Klitren beberapa waktu lalu.

Jenis sampah yang diterima oleh bank sampah diantaranya sampah plastik, botol, baja, besi, kertas, kardus, kaleng dan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi.

“Sampah yang masuk sudah terpilah, warga Klitren telah mendapatkan sosialisasi mengolah sampah habis dari sumbernya. Oleh karena itu, sampah yang terkumpul sudah bersih dan terpilah jadi kami petugas bank sampah tinggal menimbang,” jelasnya.

Setiap jenis sampah anorganik memiliki nilai ekonomi yang berbeda, seperti botol air mineral antara tutup dan botolnya sudah berbeda. 

"Ada yang sebagaian kita buat acesoris, ada yang kita buat pot tanaman dan juga ada ember tumpuk. Untuk sebagian lagi kita jual dipelapak, biasanya pelapak kita panggil kesini untuk mengambil sampah yang sudah terkumpul," jelas Ermin.

Ermin juga menjelaskan, warga Klitren mengusahakan semua sampah yang dihasilkan di rumah habis di sumbernya. Warga Klitren bersinegri dengan kampung sayur, sehingga warga mengolah sampah organik dengan membuat pupuk dengan ember tumpuk.

"Kami juga mengumpulkan sampah berbahaya dan beracun seperti baterai, nanti sampah-sampah itu dikumpulkan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogya," terangnya.

Bank Sampah Anugerah 14 juga memberikan kemudahan untuk nasabah bank yang sudah lanjut usia. "Untuk nasabah yang sudah lansia, biasanya sampahnya kita ambil kesana. Jadi, nasabah tidak perlu repot-repot membawa sampahnya kesini," tambahnya.

Menurutnya, sampah bukanlah suatu masalah. Sampah yang diolah dengan baik dan benar akan menjadi berkah. "Sampah yang tidak boleh dibuang di TPS adalah sampah anorganik, dimana sampah itu masih memiliki nilai ekonomi. Dengan bergabung di bank sampah setempat, meskipun sedikit tapi itu bisa dijual dan ditabung lama-lama akan menjadi berkah. Selain itu, dengan mau mengolah sampah organik juga bisa memberi manfaat untuk lingkungan," ungkap Ermin.




 

Olah Sampah Anorganik Bisa Penuhi Kebutuhan Rumah Tangga

Salah seorang warga Klitren yang menjadi nasabah Bank Sampah Anugerah 14, Sukensri Esti mengungkapkan bergabung dengan bank sampah memberi manfaat untuk keluarganya.

"Saya bergabung sekitar 3 tahun yang lalu, dulu sampah anorganik saya buang begitu saja di TPS. Setelah ada bank sampah dan mendapat sosialisasi akhirnya saya bergabung dan ternyata hasilnya lumayan," ungkapnya.

Dalam sekali penimbangan, Esti menyebutkan bisa mendapatkan sekitar Rp 20 sampai 30 ribu. "Kalau satu atau dua kali setor ke bank sampah hasilnya mungkin belum terasa, tapi kalau ditabung dan hasil penjualannya diambil setelah beberapa kali setor hasilnya lumayan bisa sampai ratusan ribu rupiah dan itu bisa untuk tambahan membeli kebutuhan rumah tangga," terangnya.

Esti mengungkapkan bahwa tidak perlu khawatir rumah menjadi kotor atau berserakan karena mengumpulkan sampah anorganik sebelum waktu pengumpulan di bank sampah. "Sampah anorganik kan sampah yang bersih dan bukan sampah yang mudah hancur ataupun busuk, sampah-sampah ini dipilah dan ditata dengan sederhana bahkan bisa kita cuci dahulu," jelasnya.

Sampah merupakan tanggung jawab bersama, Pemerintah Daerah maupun masyarakat. Bersama, sukseskan zero sampah anorganik 2023.

"Mari kita olah sampah, meluangkan waktu untuk memilah karena sampah anorganik masih memiliki nilai ekonomi dan juga manfaat yang bisa menjadi berkah untuk kita," ajak Esti. (Chi)