Liburan Sekolah Perpustakaan Kota Yogya Diserbu Pengunjung
Gondokusuman – Sudah dua bulan terakhir kunjungan di Perpustakaan Kota Yogyakarta di Kotabaru dan Perpustakaan Alternatif Wilayah Selatan Kota Yogyakarta (Pevita) naik drastis mencapai 300 orang per hari. Setelah beberapa waktu sebelumnya untuk mencapai angka 100 kunjungan saja sangat sulit, karena adanya beberapa pembatasan dampak dari pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Pustakawan Ahli Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Yogyakarta Triyanta, pada Jumat (30/12) saat ditemui di Perpustakaan Kotabaru. Triyanta mengatakan, seiring adanya kelonggaran dan kasus Covid-19 melandai, angka kunjungan terus merangkak naik.
“Dua bulan terakhir kunjungannya bisa 300 orang dalam satu hari, sebelumnya untuk sampai di angka 100 saja agak susah. Tapi pelan-pelan kondisi sudah membaik ditambah sekarang sedang libur sekolah, jadi antusiasme masyarakat untuk ke perpustakaan semakin tinggi,” jelasnya.
Saat libur pendek anak sekolah di bulan Desember, lanjut Triyanta, memang tidak ada program secara khusus seperti pada bulan Juni yaitu Liburan di Perpustakaan. Tapi layanan dan program reguler semakin dimaksimalkan seperti Kelas Literasi Aksara Jawa atau KLARA yang bisa diikuti oleh pelajar SD dan SMP. Ditambah dengan layanan Perpustakaan Keliling atau Puspita yang lebih fokus untuk diturunkan ke wilayah.
“Setelah anak sekolah terima rapor, 8 armada Perpustakaan Keliling yang biasanya dibagi untuk keliling di sekolah-sekolah, sekarang semuanya fokus ke wilayah. Tujuannya untuk lebih memfasilitasi masyarakat khususnya anak sekolah, agar bisa mengisi liburan dengan membaca referensi buku yang lebih beragam. Tiap satu armada setiap hari akan berhenti di tiga titik dengan durasi 2 jam tiap titiknya,” tambahnya.
Rencananya di tahun 2023 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Yogyakarta akan semakin mengembangkan program Literasi Terapan di Kampung Baca. Setelah pada awal Desember tahun 2022 mendapatkan penghargaan lima terbaik dari Perpustakaaan Nasional Republik Indonesia pada kegiatan Peer Learning Meeting berkaitan dengan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.
“Ke depannya program Literasi Terapan akan semakin dikembangkan di 31 Kampung Baca yang sudah terbentuk. Dengan tujuan menguatkan literasi masyarakat, mengajak masyarakat bukan hanya untuk membaca tapi juga berkarya dan berdaya,” ujarnya.
Selain itu program yang akan diprioritaskan adalah akreditasi dan pembinaan perpustakaan sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Jogja. Sejauh ini baru 35 persen sekolah yang sudah memiliki perpustakaan berstandar nasional. Sementara 65 persen sisanya akan dikejar mulai tahun 2023 terutama untuk sekolah negeri.
“Kami juga akan intensifkan pembinaan dan akreditasi perpustakaan sekolah. Mulai dari administrasinya, koleksi buku, sarana dan prasarana, hingga pengelolaanya. Terutama untuk sekolah-sekolah negeri,” tutupnya. (Jul)