Petugas Edukasi Warga yang Belum Pilah Sampah di TPS

 


Gondokusuman - Dari hasil pantauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mulai diberlakukannya Gerakan Zero Sampah Anorganik masih banyak warga yang belum memilah sampah. Banyak diantaranya yang datang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Depo untuk membuang sampah seperti biasa. Padahal sudah dihimbau untuk memilah sampah dari rumah dan hanya sampah organik yang dibuang ke TPS ataupun di Depo.

Salah satu warga Karangwaru Lor, Dodi yang dihentikan saat membuang sampah pada Senin (2/1) di Depo Utaralaya mengaku belum memilah sampah anorganik dan organik. Ia pun petugas mendapatkan edukasi dari petugas di Depo Utaralaya. 

Pihaknya mengaku belum mengetahui aturan baru per tanggal 1 Januari 2023 wajib memilah sampah. "Pilah sampah ini memang memakan waktu, tetapi positifnya bisa dijadikan pupuk dan lainnya. Namun petugas memberi tahu saya untuk memilah sampah, saya tidak keberatan ke depannya untuk memilah sampah sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Dodi.

Sub Koordinator Kelompok Substansi Penanganan Persampahan, DLH Kota Yogyakarta Mareta Hexa Sevana mengatakan, sampah yang menumpuk saat ini merupakan akumulasi sejak hari Sabtu tanggal 31 Desember 2022. Sehingga belum terlihat pemilahan sampah dari masyarakat Kota Yogyakarta.

"Namun setelah dijaga oleh petugas dan melakukan edukasi ke warga atau penggerobak, sekitar jam 2 di depo sudah mulai ada warga yang datang dengan pemilahan sampah rumah tangganya," jelas Reta. 

Pihaknya mengatakan masih ada warga yang belum melakukan pemilahan sampah dan akhirnya sampah dibawa pulang. "Memang belum kelihatan, tetapi penolakan sampah ini memberikan shock therapy ke warga untuk mau tidak mau untuk memilah sampah nya," ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta Very Tri Jatmiko mengungkapkan, 45 Kelurahan dengan 575 bank sampah diharapkan ikut membantu pemerintah dalam mengedukasi warga untuk memilah sampah. 

“Sejauh ini kita sudah berikan sosialisasi kepada warga, tentunya  diharapkan mereka siap menerima kenaikan nasabah. Memang butuh proses untuk keterbiasaan pemilahan sampah ini," jelas Very Tri Jatmiko.

Ia berharap bank sampah yang sebelumnya mati suri bisa hidup kembali seiring adanya komitmen bersama zero sampah anorganik di Kota Yogyakarta. 

Kepala Bidang Pengolahan Sampah DLH Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko berharap, bank sampah siap menaikkan frekuensi penimbangan.

"Penimbangan setidaknya bisa dilakukan dua hari sekali. Sehingga adanya kenaikan penimbangan sampah anorganik dapat diselesaikan dengan rapi," jelasnya. (Hes)