Kampung Baca Jadi Sentra Edukasi Masyarakat Kota Jogja

Literasi merupakan ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat, salah satu upaya yang Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta lakukan adalah dengan membentuk Kampung Baca.

Penyelenggaraan Kampung Baca di Kota Jogja telah dilakukan sejak tahun 2020, dengan membentuk tujuh Kampung Baca sebagai pionir. Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat dan Paud Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, RM Budi Santoso menjelaskan, Kampung Baca pada awalnya dibentuk oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) sebagai mitra untuk menjangkau masyarakat dalam meningkatkan minat baca.

“Sejak tahun 2021 Disdikpora bersama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kemudian mengembangkan Kampung Baca menjadi sentra edukasi masyarakat. Di mana kegiatan yang dilakukan bukan sekadar membaca berbagai referensi buku, tapi melakukan tindak lanjut dari kegiatan membaca yaitu berkarya,” jelasnya saat ditemui di Kantor Disdikpora Kota Yogyakarta, pada Kamis (5/1).

Kegiatan di Kampung Baca saat ini fokusnya adalah pada Literasi Terapan (LITA), lanjut Budi. Dalam pelaksanannya LITA dilakukan berdasarkan minat dan potensi yang ada di setiap wilayah. Dengan tujuan agar masyarakat di wilayah tersebut bisa mendapatkan manfaat yang lebih luas, tidak hanya dari sisi pengetahuan saja tapi juga pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan.

“Literasi Terapan di Kampung Baca hadir untuk mengubah proses membaca menjadi lebih menarik yaitu dengan mempraktikkan apa yang sudah dibaca dari buku. Setiap Kampung Baca itu kegiatannya beragam, ada yang minatnya itu kuliner, bercocok tanam, batik, kriya, ada juga yang menciptakan produk daur ulang,” ujarnya.

Dalam pelaksanaanya, Kampung Baca di setiap wilayah memiliki pengelola yang merupakan relawan dan secara resmi dikukuhkan oleh Pemkot Yogyakarta. Dikatakan Budi Santoso, pembinaan dan bimbingan teknis dalam mengelola buku bacaan dan penyelenggaraan kegiatan kepada pengelola Kampung Baca dilakukan secara berkala oleh DPK dan Disdikpora.

“Untuk fasilitasi rak buku serta buku bacaan didukung oleh Disdikpora dan DPK. Tidak jarang juga mendapat donasi buku dari pihak swasta bahkan masyarakat, yang memang ingin bergerak bersama memajukan Kampung Baca. Bahkan relawan pengelola saat diberikan insentif bukan digunakan untuk pribadi tapi dikembalikan lagi untuk pelaksanaan kegiatan Kampung Baca, kami sangat mengapresiasi dan terima kasih kepada masyarakat yang terlibat dalam menghidupkan Kampung Baca,” ungkapnya.

Hingga tahun 2022 sudah ada 31 Kampung Baca yang terbentuk, rencananya di tahun 2023 ditargetkan menjadi 36 Kampung Baca dan semakin berkembang hingga tersedianya Kampung Baca di 45 Kelurahan Kota Jogja. Budi Santoso mengungkapkan bahwa ke depan, Kampung Baca punya potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata edukasi dan pusat industri mikro kecil menengah.

“Ketika setiap Kampung Baca itu kegiatannya sudah memberikan dampak secara nyata dalam meningkatkan literasi dan kesejahteraan masyarakat, kemudian punya karya dan produk yang memiliki ciri khas, tidak menutup kemungkinan bisa menjadi wisata edukasi dan pusat UMKM,” tutupnya. (Jul)