Pemkot Yogya Terima Dua Ton Beras Program SPHP

 


Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mendapatkan dua ton beras dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) DIY. Hal ini guna menjamin Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Kota Yogyakarta. 

Selain itu, program ini merupakan penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan tujuan sebagai upaya menjaga stabilisasi pasokan dan harga khususnya beras dengan rentan harga Rp 8.300-Rp 8.900 per kilogram sesuai zonasi. Dengan demikian harapannya para pedagang bisa menjual beras dengan harga maksimal atau sesuai harga eceran tertinggi beras medium sebesar Rp9.450 per kilogram.

Penyaluran ini dilakukan melalui Toko Pangan Kita (TPK) dan Kios Segoro Amarto di tiga Pasar yakni Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Prawirotaman minggu lalu. Program ini akan dilaksanakan sepanjang tahun 2023 dimulai pada 4 Januari hingga 31 Desember 2023.

"Panen raya mungkin pada bulan Februari. Untuk itu, beras cadangan pemerintah ini diberikan ke pasar-pasar tradisional sampai ke kabupaten di seluruh Indonesia. Program SPHP itu juga sebagai perwujudan tiga pilar ketahanan pangan yang ditugaskan Bulog yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas," ujar  Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, Senin (9/1) di ruang kerjanya.

Ia mengatakan, kenaikan ini belum diatas batas sehingga belum membutuhkan intervensi kelangkaan, dimana untuk dilakukan operasi pasar kenaikan harga harus diatas 10 persen secara terus menerus.

Selain itu, pada bulan Desember 2022 hingga bulan Januari 2023 stok beras dan minyak mengalami kenaikan. "Harapannya di bulan Februari panen raya beras melimpah, sehingga harga beras turun dan tidak mengalami kenaikan lagi. Sehingga SPHP ini sebagai salah satu cara membantu menjaga stabilisasi atau penyeimbang agar tidak naik terus harganya," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Riswanti mengatakan, selain beras untuk komoditas minyak juga mengalami kenaikan yakni dari harga Rp 14.000 menjadi Rp 14.500- Rp 15.000 per kilogramnya.

"Adanya kenaikan ini memang diakibatkan oleh keterlambatan pasokan minyak goreng seperti minyak goreng kita yang banyak diminati masyarakat. Sehingga harga mengalami kenaikan sedikit," ujarnya.

Tak hanya minyak goreng saja yang mengalami kenaikan, ada komoditi telur juga sempat mengalami kenaikan pada bulan Desember 2022 yakni Rp 31.000 per kilogram. Namun di bulan Januari 2023 mengalami penurunan di harga Rp 26.500 - Rp 27.000 per kilogram.

"Kenaikan ini ada, namun masih dalam tahap wajar dalam kondisi menunggu panen raya di bulan Februari. Semoga ke depan dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga melalui SPHP ," jelasnya. 

Ia juga mengatakan, tingkat inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, masih di atas nasional. Harapannya pada awal tahun Januari, Februari sampai panen raya, dengan adanya program ini bisa mengendalikan harga beras yang mulai merangkak naik. (Hes)