Losida Memanfaatkan Sampah Organik Jadi Pupuk Tanaman
Umbulharjo - Mengingat problematika sampah yang cukup pelik di Kota Yogyakarta, dimana Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sudah mencapai ambang batas. Alasan inilah yang membuat salah satu warga Semaki Gede RT 18 RW 06 Kelurahan Semaki, Kemantren Umbulharjo Yogyakarta Winaryati bersama warga membuat gerakan lodong sisa dapur (losida) di kampungnya.
Inovasi losida ini juga sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah zero sampah anorganik sehingga masyarakat dapat melakukan pemilahan sampah dan memanfaatkannya sebaik mungkin.
Perlu diketahui, losida ini terbuat dari pralon bekas yang ditancapkan ke dalam pot tanaman. Pralon tersebut diisi dengan sisa makanan dapur dan lama kelamaan menghasilkan lindi atau cairan hasil limbah organik. Lindi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk mengasilkan tanaman lebih subur.
Awalnya Winaryati melakukan inovasi losida ini setahun yang lalu dengan mengajak para ibu rumah tangga agar memanfaatkan sisa bahan makanan untuk dijadikan pupuk tanaman. Selain menggunakan paralon pihaknya juga menggunakan galon tumpuk untuk dijadikan pupuk organik.
Pemilihan galon tumpuk menurutnya sangat ekonomis, cukup dengan harga Rp 2.500 per galon masyarakat bisa ikut jejaknya untuk menghasilkan pupuk atau lindi dari sisa bahan makanan di rumah tangga.
Pihaknya mengatakan, memang gerakan seperti ini begitu sulit dilakukan, namun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
"Jadi kita meminimalisir sisa makanan, jika ada makanan selalu dihabiskan, namun jika ada sampah yang benar-benar tidak bisa diolah seperti kardus dan botol bisa disetorkan di bank sampah," ujar Winaryati saat diwawancara di kediamannya, Selasa (9/1).
Ia mengungkapkan, dalam proses menjadi pupuk, sampah dari tumpukan daun membutuhkan waktu satu bulan lebih. Namun jika sampah dari sisa makanan maka butuh satu bulan untuk panen pupuk dari sisa sampah tersebut.
"Jika endapan yang ada di galon tumpuk dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sesuai dengan dosis yang diperlukan. Sampah organik ini dapat diolah sendiri, namun untuk sampah anorganik bisa disetorkan ke bank sampah, sehingga Kota Yogyakarta bisa zero sampah," jelasnya.
Dengan demikian harapannya upaya yang dilakukan Winaryati juga dilakukan oleh warga Kota Yogyakarta yang lainnya. Sehingga bersama-sama mendukung program pemerintah zero sampah anorganik.
''Memang membuat losida ini kebanyakan orang tidak menyukai aromanya, tetapi jika dilakukan tidak berbau sama sekali, bahkan maggot pun tidak banyak. Setelah di praktekkan aman-aman saja jadi wajib dicoba," katanya.(Hes)