Pedagang Pasar Kota Yogya Siap Dukung Pemilahan Sampah

Gondomanan-Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta terus berkomitmen dalam mendukung gerakan zero sampah anorganik tahun 2023.

Upaya tersebut diantaranya dengan menggiatkan aksi pemilahan sampah anorganik melalui bank sampah yang terdapat di pasar tradisional.

Selain itu, sejak awal tahun 2023 Disdag Kota Yogyakarta telah mengoperasikan tiga unit kompaktor truk.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan tiga unit kendaraan pengangkut sampah modern yang ramah lingkungan ini merupakan pengadaan Disdag Kota Yogyakarta tahun 2022. 

"Tiga unit truk ini digunakan untuk mengangkut sampah organik. Setiap truk mampu mengangkut hingga enam ton sampah organik," ujarnya saat dihubungi Kamis (12/01/2023).

Ambar menjelaskan kelebihan dari truk kompaktor ini adalah telah dilengkapi alat press untuk memadatkan sampah organik.

"Sampah organik yang masuk ke dalam truk kompaktor dapat dipress sehingga mengeluarkan cairan yang ada di sampah organik, otomatis mengurangi volume sampah organik yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan," bebernya.

Dengan ukuran delapan meter kubik, kendaraan ini diharapkan dapat mengkover sampah yang telah terpilah dari 29 pasar tradisional di Kota Yogyakarta.

Sedangkan untuk dump truck, lanjutnya, akan lebih banyak digunakan untuk mengangkut sampah anorganik usai dipilah oleh bank sampah di pasar tradisional. 

Dari perhitungan rata-rata timbunan sampah di pasar tradisional sekitar 27 ton per hari, sampah yang kemudian terbuang ke TPA Piyungan rata-rata berkisar 17-18 ton per hari.

"Jumlah atau volume buangan sampah di pasar tradisional ini dapat lebih ditekan lagi dengan menggiatkan aksi pemilahan sampah anorganik sekaligus menekan volume sampah organik, salah satunya dengan menggunakan kompaktor," tegasnya.

Beberapa waktu lalu pihaknya juga telah melakukan sosialisasi gerakan zero sampah anorganik untuk para pedagang pasar tradisional di sisi utara Kota Yogyakarta seperti Pasar Karangwaru, Pasar Kranggan dan Pasar Pingit. 

Dalam sosialisasi tersebut juga dilakukan praktik pemilahan sampah agar pedagang dapat membedakan setidaknya tiga jenis sampah yakni sampah organik, anorganik dan residu.(Han)