Tahun 2023 Pemkot Targetkan 616 RW di Kota Jogja Miliki Bank Sampah
Umbulharjo – Gerakan Zero Sampah Anorganik yang diberlakukan mulai Januari 2023, terus diperkuat Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dengan menambah jumlah Bank Sampah yang ada di tiap wilayah.
Berdasarkan laporan Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Very Tri Jatmiko, sampai dengan akhir bulan Desember 2022 sudah terbentuk 575 Bank Sampah yang tersebar di 45 Kelurahan 14 Kemantren dengan kondisi 78,78 persen aktif dan 21,21 persen kurang aktif.
“Sampah masih jadi permasalahan utama di Kota Jogja, oleh karena itu diperlukan upaya dalam pengelolaan sampah dari sumbernya yaitu rumah tangga. Meliputi pemilahan, pengumpulan, dan daur ulang sampah secara mandiri dengan partisipasi aktif masyarakat, dalam bersinergi dengan DLH Kota Yogyakarta, Fasilitator Kelurahan (Faskel) serta Koordinator Kemantren,” jelasnya pada Senin (16/1), di Ruang Bima Balai Kota, pada kegiatan Pembekalan Faskel dan Koordinator Kemantren Pengelola Sampah Mandiri.
Harapannya sampah anorganik dan organik yang sudah terpilah, lanjut Very, bisa dimanfaatkan kembali dan disetorkan ke Bank Sampah supaya dapat meningkatkan perekonomian di tingkat masyarakat.
“Dari tanggal 1 Januari hingga hari ini, ada pengurangan jumlah sampah yang dibawa dari Kota Jogja ke TPA Piyungan sekitar 17 ton per hari. Hal ini terbukti bahwa kerja sama serta peran dari Bank Sampah, Penggerobak, Faskel, dan Koordinator Kemantren dapat menekan jumlah timbunan sampah dari sumbernya,” tambahnya.
Di samping itu, Sekretaris DLH Kota Yogyakarta Zenni mengatakan, terdapat 90 Faskel dan 14 Koordinator Kemantren Pengelolaan Sampah Mandiri di Kota Jogja, yang akan ikut berperan dalam membangun kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dari rumah, dengan pendampingan, pendataan, pantauan, dan evaluasi.
“Tugas Faskel juga meliputi membentuk Bank Sampah di RW yang belum memiliki, di Kota Jogja terdapat 616 RW, saat ini ada 575 unit Bank Sampah dengan jumlah rata-rata nasabah 26. Jadi minimal targetnya ada 41 unit yang terbentuk di tahun 2023,” ujarnya.
Zenni juga mengapresiasi peran dan partisipasi Faskel dalam melakukan pembinaan serta pendampingan kepada Bank Sampah. Terutama dalam mengangkat dan menghidupkan kembali Bank Sampah yang kurang aktif.
“Dengan peran aktif masyarakat bersama pemerintah, harapannya Kota Jogja berhasil mencapai target pengelolaan sampah di tahun 2025, yaitu pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah 70 persen,” tutupnya. (Jul)