Sarana TPST Nitikan Ditambah Dukung Pengolahan Sampah
UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan pengelolaan sampah. Tidak hanya mengajak masyarakat untuk menjalankan gerakan zero sampah anorganik dengan memilah sampah. Tapi juga menambah sarana pengelolaan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Nitikan.
Koordinator Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Nitikan, Klimin mengatakan dengan adanya program zero sampah anorganik ada tambahan fasilitas atau sarana berupa mesin gibrik. Total ada 4 mesin gibrik yang didanai dengan APBD Kota Yogyakarta tahun 2022. Mesin gibrik telah dioperasionalkan di TPST Nitikan mulai Januari 2023.
“Ada empat. Yang besar dua, yang kecil dua. Mesin gibrik fungsinya untuk memilah sampah rumah tangga organik dan anorganik,” kata Klimin ditemui di TPST Nitikan, belum lama ini.
Mesin gibrik bekerja memilah sampah organik seperti sisa makanan dan sampah anorganik misalnya plastik dan kertas. Di samping memilah sampah anorganik, mesin gibrik juga menghancurkan sampah-sampah organik menjadi lebih halus atau bubur sampah.
Mesin gibrik itu dihubungkan dengan mesin conveyor belt yang membawa sampah. Sebelum masuk mesin gibrik, para petugas TPST Nitikan memilah sampah anorganik yang bergerak di atas mesin conveyor. Mengingat tidak semua sampah anorganik bisa masuk ke mesin pemilah seperti kaca, kain, pembalut dan styrofoam.
“Tidak semua (sampah) bisa masuk seperti kain ,besi, kaca karena bisa merusak mesin. Jadi sampah yang masuk selain besi, kayu, kain, dan kaca,” ujarnya.
Dari mesin pemilahan itu menghasilkan bubur sampah organik dan sampah anorganik. Meskipun, sampah organik masih boleh dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, tapi TPST Nitikan mencoba memanfaatkanya untuk pakan maggot dan kompos.
“Yang organik jadi lembek. Rencananya dikelola di sini untuk pakan maggot. Ini baru uji coba. Seandainya tidak bisa untuk pakan maggot, akan dibuat kompos dicampur dengan ranting daun yang sudah dicacah,” terang Klimin.
Sedangkan sampah anorganik berupa plastik dan kertas kemasan dimasukan ke dalam mesin pengepres. Dia menyatakan sampah-sampah anorganik plastik yang telah dipres akan dibawa ke pengepul. Diakuinya dengan adanya mesin-mesin pengolah sampah itu membantu, tapi dia berharap masyarakat bisa memilah sampah.
“Memang sangat membantu, tapi kalau lebih bagus lagi kalau warga menyadari keadaan kota tidak mempunyai lahan untuk pembuangan sampah. Jadi juga bertanggung jawab dengan sampah dengan memilah,” tuturnya.
Secara terpisah menurut Koordinator Lapangan Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Tono Wicahyanto penggunaan mesin gibrik dalam pengelolaan sampah di TPST Nitikan cukup efektif mengurangi sampah. Dia menyebut sejak sebulan mesin gibrik dioperasionalkan, mampu mengurangi volume sampah di TPST Nitikan berkisar 2,5 ton/hari sampai 3 ton/hari.
“Biasanya sehari tiga truk sampah. Setelah dikelola dan dipilah dengan dibantu mesin gibrik sampah yang tersisa bisa menjadi dua truk sampah. Jadi cukup efektif,” tandas Tono.(Tri)