Usung Konsep Ramah Lingkungan, Produk Rayya Stories Diminati Mancanegara   

 

 

Produsen berbahan kulit di Kota Yogyakarta memang banyak tapi Rayya stories berbeda. Mengusung usaha yang ramah lingkungan, Rayya Stories bertekad mengurangi bahan kimia agar limbah yang dihasilkan saat produksi tidak mencemari lingkungan.

Usaha yang dimiliki Muhammad Lutfi Irwanto dan Yetti ini memproduksi tas, dompet hingga pouch berbahan kulit. Hingga kini produknya sudah diekspor ke Amerika Serikat, Belanda hingga Pakistan.

Untuk proses pembuatannya, Lutfi mengungkapkan, bahan baku kulit didapat dari peternak sapi langsung dan dimasukkan ke dalam penyamaan kulit yang mempertimbangkan keamanan lingkungan terhadap limbah yang sudah tersterilisasi. 

"Pembuatan kulit di kami resiko rendah, tidak ada limbah dan tidak mencemari lingkungan," jelas pemilik Rayya Stories Muhammad Lutfi Irwanto, Jumat (20/1).

Lalu setelah itu, lanjutnya pihak Rayya Stories sudah memesan sesuai warna yang diinginkan, dan dilanjutkan membuat pola, dijahit, melakukan pengecekan dan finishing. 

Sisa-sisa kulit yang tidak terpakai tentu saja dapat bermanfaat. Lutfi mengungkapkan sisa dari pembuatan bisa digunakan untuk gantungan kunci, tempat hand sanitizer, tempat kartu nama ataupun souvenir lainnya. Sehingga tidak ada kulit yang tidak bisa dimanfaatkan. 

Pembuatannya pun sangat berbeda dari tas kulit lainnya, ia menggunakan jahitan tangan bukan mesin. Lutfi, sapaan akrabnya mengatakan, jika batik memiliki jenis batik eksklusif bernama batik tulis, maka miliknya juga dibuat dengan eksklusif, handmade langsung dengan tangan.

Rayya Stories yang merupakan label miliknya ini sudah berdiri sejak 5 Juli 2014. "Kita produksi 98 persen handmade atau menggunakan tangan. Bahan kulit dilobangi satu persatu baru dijahit dengan tangan," ujar pemilik Rayya Stories, Muhammad Lutfi Irwanto saat ditemui di kediamannya, Jumat (20/1).

Menurutnya, keunggulan dari menjahit tangan secara teknik akan lebih kuat sehingga tas atau dompet tidak mudah lepas jahitannya. 

Jika dilihat dari estetikanya maka produk akan lebih rapi dan enak dilihat. Jenis kulit yang dipakai merupakan bahan kulit sapi pull up dimana jenis ini kulitnya lembut dan mudah perawatannya dan tidak berjamur.

Bilamana produsen mengalami kerusakan, tenang saja pihak Rayya Stories memberikan garansi kerusakan selama lima tahun. ''Untuk perbaikan kita tidak memungut biaya namun jika domisili luar kota hanya membayarkan ongkos kirim saja," katanya.

Omzet penjualannya pun tak main-main, di tahun 2022 produk yang terjual mencapai 3000 unit dengan omset penjualan hingga Rp 600 juta.

Jika kalian berminat untuk membelinya, harganya cukup terjangkau dengan kualitas yang tak diragukan lagi, dengan rentan harga Rp 200 ribu hingga Rp 2,5 juta. Kalian bisa juga mengunjungi laman instagram di @rayyastories_leather bisa langsung ke showroom di Gang Rahmat No. 1681, Kelurahan Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron Yogyakarta. 

Produk miliknya sudah terdaftar SNI dan ISO 9001:2015. Selain itu, produknya juga sudah sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sehingga produknya sudah 95 persen terbuat dari kulit sapi.

''Saya berharap ke depan instansi pemerintah sering membeli produk UMKM sebagai souvenir. Sehingga produk-produk UMKM di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan perekonomian," jelasnya. (Hes)