Gelar OP Beras SIAP QRIS di Pasar Beringharjo
GONDOMANAN- Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta dan DIY serta Bank Indonesia Perwakilan DIY menggelar operasi pasar (OP) beras di Pasar Beringharjo. Operasi pasar beras itu menjadi salah satu upaya mengendalikan inflasi di Kota Yogyakarta. Kegiatan operasi pasar beras itu juga dikolaborasikan dengan ajakan pembayaran secara digital dengan QRIS.
“Kita melakukan berbagai hal untuk untuk menekan inflasi di Kota Yogyakarta. Salah satunya dengan mengadakan operasi pasar ini,” kata Penjabat Walikota Yogyakarta, Sumadi, saat OP beras SIAP QRIS di Kios Segoro Amarto, Pasar Beringharjo, Kamis (9/2/2023).
Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia Perwakilan DIY yang menginisiasi kegiatan OP beras Sehat Inovatif Aman Pakai (SIAP) QRIS. Menurut Sumadi, DIY khususnya Kota Yogyakarta menjadi barometer terkait pengendalian inflasi. Oleh sebab itu setiap ada kenaikan harga beberapa komoditas pokok selalu terpantau. “Terutama komoditas pokok seperti beras, bagaimana produksi (pasokannya) dan distribusinya, harus kita kendalikan,” ujarnya.
Pihaknya berharap kegiatan OP beras itu bisa mengendalikan harga beras dan menurunkan inflasi di Yogyakarta. Sumadi juga mendukung kegiatan OP beras itu juga ada edukasi pembayaran secara digital dengan QRIS. Pembayaran dengan QRIS memberikan kemudahan, efisiensi waktu, lebih higienis dan mencegah transaksi uang palsu.
Dalam OP beras SIAP QRIS dijual beras medium kemasan 5 kg dengan harga Rp 47.250. Sebanyak 25 pembeli pertama yang menggunakan transaksi QRIS cukup membayar seharga Rp 2023 untuk beras medium 5 kg. Pada OP beras SIAP QRIS disiapkan sekitar 3 ton beras yang terbagi di Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan dan Prawirotaman. Pasar tersebut menjadi pasar pemantauan inflasi di Yogyakarta. Dalam kegiatan itu juga diserahkan secara simbolis fasilitasi operasi pasar berupa bantuan angkutan.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank BI DIY Budiharto Setyawan menyebut inflasi sampai Januari 2023 di DIY mulai melandai pada angka 6,05 persen year on year (yoy). Puncak inflasi di DIY pada Desember 2022 di angka 6,49 persen yoy. Namun angka inflasi di DIY masih lebih tinggi dibandingkan nasional pada angka 5,22 persen yoy. Untuk itu guna menurunkan inflasi diadakan operasi pasar beras.
“Kami mengamati di bulan Januari Februari ini beras memberikan dampak terhadap inflasi di DIY. Beras memberikan porsi yang cukup besar dalam inflasi. Untuk itu kita lakukan kegiatan operasi pasar. Targetnya karena beras ini menjadi penyumbang terbesar, kita harap bisa meredam kenaikan inflasi khususnya di bulan Februari,” jelas Budiharto.
Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan DIY Syam Arjayanti mengatakan saat ini di DIY belum banyak panen, sehingga harga beras masih di atas rata-rata Harga Eceran Tertinggi (HET). Adapun HET beras medium di DIY Rp 9.450/kg, tapi kini harga beras medium sekitar Rp 11.000/kg. “Operasi pasar ini merupakan salah satu kegiatan yang akan terus kita lakukan dengan melihat perkembangan harga yang ada. Kalau harga sudah normal, operasi pasar akan kita stop dulu,” papar Syam.
Salah seorang pembeli dalam OP beras SIAP QRIS, Romasti Anastasya Simbolon merasa terbantu dengan kegiatan itu. Warga Cokrodirjan itu bisa mendapat beras 5 kg dengan harga Rp 2023 yang ia bayar menggunakan QRIS. Padahal dia biasanya membeli beras seharga Rp 13.000/kg.
“Sangat membantu. Dengan harga beras sekarang naik. Kalau bisa jangan cuma beras. Kalau bisa minyak goreng, karena sangat merobek kantong untuk beras sama minyak goreng,” tandas Ana.(Tri)