Pemkot Yogya Tuntaskan Vaksinasi Booster Cegah PMK Ternak

UMBULHARJO- Sampai kini tidak ada temuan Penyakit Mulut dan Kuku(PMK) pada hewan ternak sapi  dan kambing di Kota Yogyakarta. Meski demikian, Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya menuntaskan vaksinasi booster PMK untuk mencegah penyakit itu. Termasuk memantau rutin kondisi sapi dan kambing di wilayah Kota Yogyakarta.

Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti mengatakan di Kota Yogyakarta masih aman karena tidak ada temuan PMK sampai sekarang. Vaksinasi PMK pertama, kedua dan ketiga sudah dilakukan di Kota Yogyakarta. Vaksin booster PMK atau ketiga telah dilaksanakan pada Januari 2023.

“Vaksinasi PMK dari pemerintah pusat sampai ketiga. Tapi diutamakan memperluas cakupannya dulu. Di kota, sapi tidak terlalu banyak,” kata Panggarti ditemui usai jumpa pers vaksinasi rabies belum lama ini.

Dia menyebut total ada sekitar 60 ekor hewan ternak sapi yang sudah divaksin PMK ketiga. Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta total telah memberikan vaksinasi PMK sekitar 242 dosis baik vaksinasi dosi pertama, kedua dan ketiga. Namun demikian masih ada susulan beberapa ekor hewan ternak yang diproses vaksinasi sampai dosis ketiga.

“Jumlah sasaran vaksin booster atau ketiga kurang lebih sama dengan vaksin satu dan dua. Ada sapi yang dijual, tapi ada yang masuk dan lahir. Masih ada beberapa ekor yang susulan, karena ada sapi baru masuk atau yang lahir kita vaksin pertama, nanti kedua dan ketiga seterusnya,” terangnya.

Di samping itu ada hewan yang tidak divaksin PMK. Misalnya sapi maupun kambing yang siap untuk dipotong tidak diberikan vaksin. Panggarti menuturkan ada pemilik ternak yang memang membeli hewan dipelihara beberapa waktu kemudian dipotong, sehingga tidak divaksin.

Menurutnya secara umum kondisi PMK di Indonesia masih ada, tapi terkendali dan tidak sebanyak dulu jumlah kasusnya. Untuk Kota Yogyakarta berdasarkan hasil pemantauan hewan ternak sapi dan kambing, juga tidak ada temuan PMK. Jika ada sapi dan kambing yang sakit segera ditangani pengobatan untuk mencegah terkena PMK.

“Kebijakan kepala dinas, semua sapi dan kambing yang sakit kita obati secara gratis. Petugas yang datang (mengobati), biar semua sehat dan tidak terkena PMK,” ujar Panggarti.

Tindakan serupa juga diterapkan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan yang dikelola Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta.  Dia menyatakan apabila ada sapi maupun kambing yang bergejala PMK maupun sakit tidak diterima. Sapi maupun kambing yang terkena PMK, lanjutnya, tidak boleh keluar.

“Kami monitoring terus untuk PMK. Setiap hewan yang masuk juga harus dilaporkan ke kami. Yogya kemarin ada hibah sapi dan kambing dari provinsi juga kita pantau kita dampingi kelompok ternak,” paparnya.

Para pemilik ternak juga diedukasi untuk mencegah PMK. Terutama tidak memasukan hewan-hewan baru apalagi yang sakit. Apabila memasukan hewan dari luar kota harus mempunyai surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Selain itu menjaga kebersihan lingkungan, kesehatan dan pakan ternak. (Tri)

Keterangan foto dokumentasi Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta saat vaksinasi booster PMK.