Tradisi Ruwahan Wujud Syukur Warga Suryatmajan Sambut Ramadan
Danurejan - Dalam rangka menyambut bulan Ramadan 1444 Hijriyah, masyarakat di Kelurahan Suryatmajan Kota Yogyakarta adakan upacara adat Ruwahan. Diikuti oleh warga dari enam kampung se-Kelurahan Suryatmajan.
“Ruwahan atau Nyadran ini merupakan kegiatan adat dan budaya tahunan, yang dilaksanakan setiap tanggal 14 Ruwah atau Jawa, untuk menyambut datangnya bulan Ramadan,” kata Lurah Suryatmajan, Weda Satriya Negara, saat kegiatan Ruwahan, pads Selasa (7/3) sore.
Masyarakat Kelurahan Suryatmajan yang berasal dari kampung Cokrodirjan, Gemblakan Bawah, Gemblakan Atas, Ledok Macanan, Sosrokusuman dan Suryatmajan, bersama-sama menyambut acara tahunan ini dengan membuat sajian apem, kolak dan ketan, serta ulu bekti atau pemberian berupa potensi masing-masing wilayah yang diserahkan ke pihak Kelurahan Suryatmajan.
“Dari enam kampung yang ada di Kelurahan Suryatmajan, masing-masing membawa apem, ketan, kolak dan ditambah ulu bekti yang diberikan ke kelurahan untuk didoakan bersama. Itu sebagai perwujudan rasa syukur dari masyarakat,” terangnya.
Weda menjelaskan, makna Ruwahan menyambut bulan Ramadan ini merupakan bagian dari memanjatkan doa agar ibadah puasa nanti berjalan lancar. Apem selalu menjadi sajian khas dalam Ruwahan. Apem berasal dari Bahasa Arab afuum yang berati ampunan, sehingga saling memaafkan dan bisa menjalankan ibadah Ramadan dengan hati yang ikhlas.
“Kegiatan ini juga sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas nikmat dan berkah yang dirasakan, selain itu untuk silaturahmi dan doa bersama demi kesehatan, keselamatan dan kemakmuran masyarakat di Kelurahan Suryatmajan,” ujarnya.
Kemudian Mantri Pamong Praja (MPP) Kemantren Danurejan, Bambang Endro Wibowo mengatakan, selain untuk melestarikan tradisi dan budaya, harapannya upacara Ruwahan juga bertujuan untuk menambah pengalaman atraksi serta wisata seni budaya, bagi pengunjung yang sedang berwisata di Kota Yogya.
"Ini merupakan bagian dari menjaga tradisi, dari masyarakat untuk saling mendoakan agar senantiasa selamat dan sentosa, serta selalu diberi kemakmuran dan kesejahtetaan, juga menjadi daya tarik wisata berbasis budaya lokal," ungkapnya.
Sejalan dengan itu, ketua komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Susanto Dwi Antoro berpesan, agar tradisi Ruwahan dapat menjadi bagian dari calendar of event Kota Yogyakarta.
"Kegiatan ini menjadi salah satu penguat, kelurahan Suryatmajan memang layak menjadi yang terbaik di DIY dan maju dalam lomba desa kelurahan tingkat nasional. Mungkin ke depan tradisi Ruwahan bisa masuk dalam calendar of event Kota Yogyakarta," harapnya.
Kirab Ruwahan dimulai dari Jalan Perwakilan, melewati jalan Malioboro, mengarah ke Jalan Suryatmajan, dan berakhir di Kantor Kelurahan Suryatmajan. Masyarakat mengenakan pakaian adat Jawa sambil membawa sajian apem yang disusun menjadi gunungan, serta sajian ketan dan kolak.
Kegiatan kirab dipimpin pasukan Bregada Suryatmaja Adi Nurwidianto, setelah sampai di Kantor Kelurahan Suryatmajan, dilakukan prosesi upacara serah terima sajian apem, ketan, kolak dan ulu bekti dari enam kampung kepada Kelurahan Suryatmajan. Setelah itu dilakukan doa bersama dan arak-arakan gunungan. (Jul)