Operasi Pasar Bantu Penuhi Kebutuhan Sesuai HET   

UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Operasi Pasar (OP) atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras dan komoditas lainnya di kemantren-kemantren pada 9-17 Maret 2023. Selain untuk mengendalikan harga, kegiatan OP juga membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok sesuai Harga Eceran Tertinggi(HET). Terutama menjelang bulan Ramadan harga-harga kebutuhan pangan cenderung naik.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan penyelenggaraan OP atau SPHP beras dan komoditas lainnya road to kemantren itu  bekerja sama dengan Perum Bulog DIY dan distributor penyedia kebutuhan bahan pangan. OP diadakan untuk mengendalikan harga karena menghadapi bulan puasa biasanya harga-harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan.

“Kita mulai hari ini di Kemantren Danurejan. Rencana kami akan laksanakan di seluruh kemantren di Kota Yogyakarta. Komoditasnya antara lain beras, minyak goreng, gula pasir, dan telur. Karena itu merupakan kebutuhan pokok yang biasanya naik. Untuk menghadapi itu kami mengadakan operasi pasar,” kata Veronica, saat membuka OP di Kemantren Danurejan, Kamis (9/3/2023).

Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta telah menjadwalkan OP road to kemantren di pada 9-17 Maret 2023 di masing-masing kantor kemantren. Setiap hari OP dijadwalkan di 2 kemantren. Dia menyebut dalam OP itu setiap kemantren mendapatkan alokasi antara lain 4 ton beras SPHP kualitas medium harga Rp 9.000/kg, 400-600 liter minyakita dengan harga Rp 13.500/liter kemasan bantal dan Rp 14.000/liter kemasan botol. Selain itu gula pasir harga Rp 13.500/liter dan telur ayam broiler Rp 26.000/kg.

“Stok tiap kemantren empat ton. Tapi kalau dirasa kurang dari Bulog DIY siap menambah. Terutama untuk kemantren-kemantren yang besar seperti Gondokusuman dan Umbulharjo,” tambahnya.

Vero menyatakan harga kebutuhan dalam OP itu dijual sesuai HET, misalnya beras medium Rp 9.000/kg yang lebih murah dibanding harga di pasaran berkisar Rp 11.000- Rp 11.500/kg. Namun pada kegiatan OP itu, pembelian beras dibatasi maksimal 10 kg/ keluarga. Warga yang membeli harus menunjukan KTP warga Kota Yogyakarta dari kemantren sesuai lokasi pelaksanaan OP.

“Harapannya operasi pasar seperti ini bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan bahan pokok dengan harga terjangkau atau sesuai harga eceran tertinggi. Karena kalau di warung kemungkinan harga naik. Jadi ini untuk meringankan masyarakat mengurangi sedikit belanjanya,” terang Vero.

Sedangkan Mantri Pamong Praja Danurejan Bambang Endro Wibowo menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Yogyakarta khususnya Dinas Perdagangan yang mengawali kegiatan OP di Kemantren Danurejan. Menurutnya dengan OP itu harga pangan yang dijual di bawah harga pasaran sehingga bisa mengurangi beban pengeluaran masyarakat.

Salah seorang warga di Kemantren Danurejan, Yayuk Widarti merasa terbantu dengan kegiatan OP di kemantren karena harga bahan pokok yang dijual lebih murah dibandingkan di pasaran. Terutama komoditi beras yang menurutnya selisih harganya berkisar Rp 1.500- Rp 2.000.

“Ini program yang bagus. Ada beras murah dan sembako murah yang sangat dibutuhkan. Jauh lebih murah di sini. Selisihnya lumayan. Ini amat sangat membantu buat kita semua orang-orang bawah,” ucap Yayuk, usai membeli beras dan minyak dalam OP di Kemantren Danurejan.(Tri)