Smart City Kesadaran Bersama Ciptakan Kebijakan Cerdas
Umbulharjo - Smart City merupakan sebuah gerakan yang harus dimaksimalkan oleh seluruh perangkat daerah di lingkup Pemerintah Kota Yogyakarta sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah. Dalam mengembangkan Yogyakarta yang smart city tidak hanya sekadar memanfaatkan teknologi namun dibutuhkannya kesadaran bersama dalam pembangunan daerah.
Demikian yang disampaikan Asisten Administrasi Umum Setda Kota Yogyakarta, Kris Sarjono Sutejo pada acara Focus Group Discussion (FGD) Smart City dengan tema Optimalisasi Implementasi Konsep Kota Cerdas Kota Yogyakarta dalam Penanganan Isu Strategis tahun 2023 - 2026 di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta, Kamis (9/3).
“Smart city tidak hanya dengan Information Technology (IT), IT alat untuk mempermudahkan kita. Jadi bukan berarti semua program harus digital namun bagaimana mewujudkan suatu program pembangunan daerah dengan cerdah. Oleh karena itu pentingnya kesadaran kita bersama karena kita memiliki wilayah yang tidak terlalu luas dan sumber daya manusia yang mumpuni sehingga harapannya Kota Yogyakarta semakin lebih baik,” terang Kris Sarjono.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta, Ignatius Trihastono menegaskan, dalam membangun kota cerdas tidak sekadar melakukan digitalisasi saja namun menciptakan kebijakan-kebijakan yang cerdas. Pemerintah Kota Yogyakarta harus meminimalkan beban di wilayah dan memberikan kemudahan bagi masyarakat.
“Smart city bukan goal target namun gerakan bersama untuk memberikan kesederhanaan pelayanan bagi masyarakat dan proses kerja kita agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Sehingga dalam pelaksanaan smart city peran kolaborasi yang diikat dengan regulasi dan mencermati kebijakan yang telah terlaksana sangat penting,” tambahnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono juga menyampaikan bahwa teknologi merupakan salah satu determinan penting dalam penerapan konsepsi. Namun demikian, teknologi bukan suatu satuan faktor penentu keberhasilan program. Ada dua faktor lain yang berperan penting yaitu faktor institusional dan faktor manusia.
“Tugas kita bersama adalah bagaimana mengkolaborasikan tiga faktor tersebut pada program yang berbentuk kegiatan untuk mencapai visi dan misi pembangunan berkelanjutan. Ibu bapak hadirin, pada dasarnya pasti bukan hanya persoalan teknologi, untuk menyelesaikan setiap program tidak hanya menitik beratkan kepada pemerintahan saja namun smart city juga harus mendorong partisipasi lebih aktif dari masyarakat kota dalam setiap aspek pembangunan sebagai suatu jadi interaksi yang akan terus berproses sehingga Kota Yogyakarta akan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali,” ujar Agus.
Agus juga menjelaskan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, ada 11 isu strategis pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2023-2026 antara lain peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan kualitas pariwisata, peningkatan pertumbuhan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang, peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan keberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas tata kelola pemerintahan, penanggulangan gangguan ketentraman dan ketertiban masyarakat, peningkatan infrastruktur wilayah serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
“Didasarkan pada analisis isu-isu strategis dan permasalahan pembangunan, isu strategis ini merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau yang dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah. Isu-isu ini dampaknya sangat signifikan bagi daerah karena bersifat penting, mendasar dan bersifat mendesak. Sehingga hal tersebut akan menentukan bagaimana pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintah daerah di masa yang akan datang,” tambahnya. (Chi)