Pemkot Yogya Pastikan Ketersediaan Pangan Jelang Ramadan    

JETIS- Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta, Satgas Pangan Polresta Yogyakarta dan Kejaksaan Negeri Yogyakarta memantau ketersediaan dan harga pangan menjelang bulan Ramadan. Ketersediaan pangan di pasar dan distributor di Kota Yogyakarta dipastikan mencukupi dan distribusinya lancar. Sedangkan dari sisi harga, beberapa bahan pangan mengalami kenaikan tapi terkendali.

“Dari sisi pasokan lancar. Dari sisi harga ada beberapa yang naik, ada yang stabil,” kata  Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Yogyakarta, Kadri Renggono, di sela pemantauan di Pasar Kranggan, Selasa (21/3/2023).

Dicontohkan beberapa harga pangan yang mengalami kenaikan tapi relatif stabil adalah cabai merah dan rawit merah. Untuk beras relatif stabil di harga yang tinggi. Sedangkan harga daging ayam broiler dia menyebut mengalami kenaikan dari biasanya berkisar Rp 33.000 menjadi Rp 35.000/kg. Pemkot Yogyakarta mencatat harga bahan pokok antara lain cabai rawit merah mencapai Rp 70.000/kg dari sebelumnya Rp 65.000/kg, harga cabai merah besar sekitar Rp 40.000/kg,  beras IR II sekitar Rp 11.300/kg dan daging sapi kualitas I Rp 135.000/kg.

“Cabai memang karena curah hujan yang masih cukup tinggi. Kemudian beras, meskipun beras kita berharap beberapa sentra sudah mulai panen Maret April sampai Mei. Itu harapan kita dari sisi ketersediaan relatif terjaga,” paparnya.

Kadri menyatakan akan melihat hasil pemantauan keseluruhan dan mencocokan data di 4 pasar pantauan lainnya. Terutama untuk menjaga ketersediaan bahan pangan bisa memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan sampai Lebaran. Mengingat Yogyakarta sebagai tujuan wisata diperkirakan banyak wisatawan datang. Pihaknya berharap Bulog sudah memperkirakan adanya tambahan wisatawan saat libur Idul Fitri.

“Misalnya ada kenaikan atau permintaan meningkat, Pemkot Yogya akan berkomunikasi dengan Bulog dan penyedia lainnya. Ketersediaan (pangan) informasi dari Bulog tiga bulan mencukupi. Masyarakat tidak perlu khawatir, Insya Allah dari sisi ketersediaan relatif terjaga,” terang Kadri.

Pemantauan juga dilakukan di distributor minyak goreng di CV Inter Suma Fortuna di Jalan Pringgokusuman Kota Yogyakarta. Kadri menyampaikan dari hasil pemantauan di distributor tidak ada masalah. Ketersediaan minyak goreng dinilai banyak, hanya saja harus memastikan distribusinya lancar. Sedangkan dari sisi harga untuk Minyakita program pemerintah harus dijual ke konsumen sesuai harga eceran tertinggi yakni Rp 14.000/liter.

“Tersedia cukup banyak. Khususnya Minyakita, kalau yang minyak premium lebih banyak lagi. Mereka ini distributor D2 lingkupnya untuk Minyakita hanya kota. Tapi kalau yang (minyak) premium satu provinsi,” tambahnya.

Menurut petugas administrasi dari CV Inter Suma Fortuna, Wiwin mendekati bulan puasa ketersediaan minyak goreng masih aman. Ketersediaan Minyakita di gudang itu dinamis tergantung distribusi dari tingkat D1 dan permintaan dari Dinas Perdagangan untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Kota Yogyakarta. Dia menyebut stok Minyakita di gudang distributor pada Selasa (21/3/2023) sebanyak 1.000 karton atau sekitar 12.000 liter.

“Minyakita untuk wilayah kota madya saja. Ke pasar-pasar yang sudah ditunjuk dinas. Ada Kranggan, Beringharjo, Sentul, Lempuyangan, Serangan. Data dari dinas, kami tinggal distribusi. Menjelang Ramadan, permintaan masih stabil,” pungkas Wiwin.(Tri)