Ramadan Kegiatan Bank Sampah Lebih Intens

 


Gondokusuman - Selama bulan Ramadan Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) di Kota Yogyakarta terus dilakukan. Setidaknya setiap bank sampah di Kota Yogyakarta selama bulan Ramadan buka dua kali.

Dibandingkan rerata pada bulan Maret, jumlah rata-rata sampah selama 10 hari pertama Ramadan mengalami peningkatan. Rata-rata total sampah bulan Maret baik dari pengangkutan pemerintah maupun swasta yang masuk ke TPA Piyungan sebesar 246,88 ton/hari, sedangkan rata-rata selama 10 hari awal ramadhan pada 22-31 Maret 2023 yaitu sebesar 251,58 ton/hari.

Namun dari rata-rata diatas belum ada peningkatan yang signifikan terhadap volume sampah jika dibandingkan dengan rerata volume sampah pada bulan Februari yang sebesar 259,53 ton/hari

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta, Christina Endang Setyowati mengatakan, gerakan zero sampah anorganik ini walaupun di bulan Ramadan terus dilakukan. Apalagi semakin banyak bank sampah yang hadir. Saat ini per bulan Februari sudah sebanyak 605 bank sampah di Kota Yogyakarta.

Hadirnya Ramadan membuat semakin banyak sampah anorganik terutama dalam penggunaan makanan siap saji di beberapa penjual makanan saat menjelang berbuka.

"Penjual makanan takjil semakin banyak saat Ramadan. Hal ini juga berdampak pada sampah di Kota Yogyakarta yang semakin banyak. Oleh karenanya pedagang terus kami himbau dan pantau agar bisa memilah sampahnya dan bisa menyetorkan ke bank sampah, agar tidak terjadi tumpukan sampah," ajarnya.

Upaya ini terus dilakukan agar gerakan zero sampah anorganik di bulan Ramadan ini tetap dilakukan masyarakat. Hal ini menandakan bahwa tiga bulan pertama gerakan zero sampah anorganik sangat berpengaruh di masyarakat. Selain mengurangi sampah, gerakan ini dapat menjadi tabungan bagi warga saat penyetoran di bank sampah.

Namun sampai saat ini, tidak semua bank sampah jalan untuk mengelola sampahnya di bank sampah. "Sampai sekarang mendekati Idul Fitri 80 persen bank sampah masih jalan. Tetapi seminggu mendekati Idul Fitri maka bank sampah otomatis banyak yang libur. Namun masyarakat tetap bisa memilah sampah dan bisa disetorkan ke bank sampah saat buka kembali di bulan Mei," jelasnya.

Pihaknya juga mengatakan, ke depan nya upaya gerakan pilah sampah anorganik ini akan berlaku pada pelaku usaha. "Setelah lebaran kami akan melakukan pendekatan secara intens ke penjualan dan produsen agar tidak  banyak memproduksi kemasan anorganik. Sebab, banyak kemasan plastik di yang masih digunakan oleh penjual,"katanya.

Sementara itu, Anggota Bank Sampah di RW 17 Sawojajar Suyono mengatakan, bulan Ramadan tidak berkurang jumlah penyetor sampah anorganik tetapi semakin bertambah dengan rata-rata sebulan bisa mencapai 300 kilogram.

Sebelumnya pada bulan Maret, Suyono mengungkapkan sampah yang disetorkan baik itu plastik, kardus hingga sampah pecah belah mencapai 312 kilogram. "Walaupun Ramadan jumlah sampah ini bertambah, terlebih dari para penjual takjil sehingga banyak sampah seperti kardus dan plastik disetorkan ke kami," ujarnya.

Tak hanya itu, Yono yang sekaligus selaku Ketua RW 17 ini juga ikut menghimbau masyarakat agar terus memilah sampah untuk kebaikan Kota Yogyakarta dimasa yang akan datang. (Hes)