Beribadah dan Mengenang Sejarah di Masjid Syuhada (Seri 1)
Siapa yang tak mengenal salah satu masjid yang ada di Kota Yogyakarta yang kental dengan sejarahnya, ya Masjid Syuhada yang saat ini sudah ditetapkan sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta ini merupakan sebuah tempat ibadah umat islam yang sampai saat ini masih sering dikunjungi para wisatawan yang ingin mempelajari Sejarah, Pendidikan maupun Religi yang ada di masjid tersebut.
Umumnya orang hanya melihat masjid ini merupakan masjid yang sudah lama dibangun sejak 1 Muharam 132 H atau pada tanggal 20 September 1952. Dengan lokasi pembangunan yang cukup strategis yang berada di Jalan I. Dewa Nyoman Oka No. 13 Kotabaru Kota Yogyakarta, masjid yang sangat khas ini sampai sekarang tetap menjadi icon umat Islam di Indonesia khususnya di Kota Yogyakarta.
Masjid Syuhada juga merupakan masjid di Kota Yogyakarta yang awalnya menjadi momentum sejarah para perjuang yang gugur pada peristiwa perlawanan tantara Jepang yang disebut dengan Peristiwa Pertempuran Kotabaru yang jatuh pada tanggal 7 Oktober 1945. Dimana dalam peristiwa tersebut telah memakan korban hingga 21 jiwa meninggal dan 32 jiwa lainnya mengalami luka-luka.
Nama Masjid Syuhada atau yang dulunya bernama Masjid Sjuhada ini memiliki arti syahid yang harapannya dengan nama yang diberikan sebagai tanda bahwa masjid dibangun atas dasar menghormati para pahlawan yang gugur yang kematiannya dianggap syahid dalam memperjuangkan rakyat pada Peristiwa Pertempuran Kotabaru.
Sehingga Masjid Syuhada ini juga merupakan monument atau prasasti untuk mengenang jasa para syuhada yang gugur dalam perjuangan tersebut yang diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno.
“Atas inisiai pemerintah dari Presiden Soekarno sebagai bentuk kenang-kenangan, pemerintah membuatkan monument tokoh kebangsaan berupa sebuah masjid yang disebut Masjid Syuhada sebagai pengingat para pejuang yang gugur dengan syahid atau syuhada dan dibuatkannya nama-nama pahlawan sebagai nama jalan di Kotabaru,” jelas Direktur Eksekutif Yayasan Asrama dan Masjid (YASMA) Masjid Syuhada Ahmad Mubarok Dawam saat diwawancarai.
Semenjak itulah, Masjid Syuhada tak hanya menjadi tempat sejarah namun tempat beribadah umat Islam untuk menimba ilmu dibidang keagamaan dan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin memdalami agama Islam di Masjid Syuhada.
Ditetapkannya Masjid Syuhada sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta ini sejak tanggal 1 April 2023 sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Walikota nomor 176 Tahun 2023 kepada Ketua Yayasan Masjid Syuhada, KRT Jatiningrat yang diserahkan langsung oleh Penjabat Walikota Yogyakarta, Sumadi.
“Alhamdulillah sudah ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dimana Masjid Syuhada sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta. Ini merupakan kebanggaan tersendiri dimana banyak masjid lain ingin menjadi masjid agung. Harapan semua pihak juga menjadi branding Kotabaru dan Kota Yogyakarta, sehingga ke depannya tidak afdol jika tidak mampir ke Masjid Syuhada,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika penyebutan masjid di kota bernama Masjid Agung, beda halnya pada masjid yang berada di provinsi yaitu penyebutannya menjadi Masjid Raya.
Arti Struktur Bangunan Masjid Syuhada
Saat ditemui, Ahmad Mubarok yang sering disapa ini menyampaikan bahwa sampai saat ini nilai sejarah yang ada pada Masjid Syuhada masih terasa, dimana para pengunjung dapat melihat dari bangunan yang berdiri kokoh yang bernuansa warna hijau pada bagian tembok masjid.
Selain itu, bagian dalam masjid juga didominasi warna hijau yang membuat semua yang datang ke masjid merasa sejuk dan nyaman. Lanjutnya, dibagian sisi kanan kiri pun terdapat kanopi yang membuat tempat semakin teduh.
Untuk bentuk bangunan atau struktur bangunan yang ada di Masjid Syuhada ini memiliki beberapa bagian yang berfungsi sebagai berikut, untuk ruang shalat utama yang berada dilantai atas berukuran 15 meter x 15 meter digunakan untuk tempat beribadah kaum laki-laki yang dapat memuat sekitar 400 orang jama’ah.
Pada lantai dua tersebut juga dilengkapi pula serambi di sebelah utara dan selatan masjid memuat sekitar 800 orang. Sedangkan dibagian bawah digunakan untuk shalat perempuan. "Perbedaan antara soft laki-laki dan perempuan ini merupakan tempat ibadah yang modern pada zamannya," ujarnya.
Tak hanya itu, dibagian samping ruang ibadah shalat perempuan terdapat kantor dan perpustakaan yang bisa digunakan oleh pengunjung Masjid Syuhada. Selain itu, struktur bangunan lainnya juga memiliki arti khusus, dimana pada lantai dasar dilengkapi dengan 20 jendela yang menjadi peringatan atas 20 sifat wajib bagi Allah SWT.
Simbol rukun Islam yang terletak di lantai dua bagian ventilasi atau lubang angin yang berjumlah lima menggambarkan Rukun Islam yang terdiri dari syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji.
Dengan semua yang ada didalam bangunan Masjid Syuhada ini menjelaskan betapa khasnya bangunan masjid yang mengutamakan nilai-nilai dan pedoman umat Islam yang dituangkan dalam sebuah struktur bangunan masjid yang diharapkan siapa saja yang berkunjung atau sedang menjalankan ibadah dapat secara khusyuk dan nyaman berada di lokasi Masjid Syuhada. (Hes)