MUSEUM PERJUANGAN EXPO 2011 DIBUKA WALIKOTA
Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto menginginkan pelajaran sejarah di sekolah-sekolah di kota Yogyakarta selalu dihubungkan dengan museum. Walikota berharap pelajaran sejarah bagi siswa lebih banyak berlangsung di museum daripada tatap muka di kelas. Dengan harapan antara guru dan murid dapat saling berdiskusi dan berinteraksi mengenai hal yang berkaitan dengan sejarah. Demikian ungkap Walikota saat membuka Museum Perjuangan Expo 2011 , Kamis,(19/05) di Museum Perjuangan Yogyakarta, Jl. Kol. Sugiyono No. 24 Yogyakarta.
Menurut Walikota, hal ini akan lebih menarik dan siswa bisa langsung memahami peristiwanya dari hasil interaksi dan dialognya dan bukan sebatas menghafal tanggal, bulan, tahun dan pelaku sejarahnya saja. Walikota mengatakan dirinya akan membicarakan dengan kepala Dinas Pendidikan kota Yogyakarta untuk mengubah pola belajar mengajar pelajaran sejarah dari kelas ke museum. “ Hal ini akan saya “tuingkan” (tanamkan) kepada kepala Dinas, mengapa pelajaran sejarah harus di kelas . Kenapa justru tidak dibawa ke museum bersama gurunya. Di sana ada diskusi sejarah antara guru dan murid dengan tema yang disesuaikan dengan kurikulum,” ungkap Walikota.
Walikota mengatakan museum , di satu sisi merupakan aset wisata tetapi di sisi lain merupakan tempat untuk membangun karakter . Bagi Walikota museum merupakan pondasi utama pembangunan karakter dan memiliki nilai yang paling mahal dan paling tinggi. Karena filosofi “Sangkan Paraning Dumadi” (asal muasal kehidupan/kejadian) tercatat di Museum.
Walikota juga berharap tahun kunjungan museum yang sudah dicanangkan tidak hanya berjalan setahun, namun berlanjut terus selamanya.
Sementara itu, Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Dra. Sri Ediningsih, M. Hum mengatakan bahwa kehidupan bangsa Indonesia saat ini belum sesuai dengan cita – cita para pendiri bangsa. Berbagai tindakan kekerasan, pelanggaran HAM, mafia hukum, perilaku amoral, pudarnya budi pekerti luhur, anarkisme ketidakjujuran, korupsi, dan rentannya jati diri bangsa masih menghiasi kehidupan bangsa. Bahkan menurutnya di mata dunia internasional bangsa Indonesia telah kehilangan karakter yang selama berabad-abad telah dibangun.
Kondisi semacam ini menurut Sri Ediningsih, harus membutuhkan media untuk mengenal dan memahami jati diri bangsa baik baik masyarakat umumnya maupun generasi muda khususnya. Salah satu media ini adalah museum. Dikatakan, museum sebagai tempat pelestarian, penyimpanan, pengkajian, dan penyajian benda – benda peninggalan sejarah dan budaya diharapkan dapat menjadi jendela untuk mengenal dan memahami identitas jati diri bangsa. “ Semoga museum Perjuangan dapat menjadi salah satu media dalam pendidikan karakter bangsa bagi generasi muda,” tambah Sri Ediningsih.
Sedangkan kegiatan Museum Perjuangan Expo 2011 yang baru pertama kali diselenggarakan ini akan berlangsung dari tanggal 19-22 Mei 2011. Sri Ediningsih berharap kegiatan ini akan menambah wawasan dan menumbuhkan kearifan dan kesadaran sejarah dari generasi muda dalam menyikapi masa kini dan merencanakan masa depan.
Museum Perjuangan Expo 2011 dalam rangkaperingatan setengah abab Hari Kebangkitan Nasional ini menghadirkan hasil karya dan potensi dari perwakilan Dekransda Kota Yogyakarta, Sekolah Kejuruan, dan masyarakat. Selain pameran Expo akan diisi Pentas seni dari masyarakat, sekolah dan kelompok seni. Pengunjung juga diharapkan mengenal dari dekat koleksi dan tata pameran di ruang pameran tetap Museum Perjuangan. Juga di hari pertama, akan diputarkan film perjuangan dalam merebut kemerdekaan Indoesia. Expo dimulai pukul 08.30 hingga 21.00 WIB.
Hadir pada pembukaan Museum Perjuangan Expo 2011 ini, Walikota Yogyakarta, Kapolresta Kota Yogyakarta, Direktur Kemenbudpar, Kepala Dinas kebudayaan Propinsi, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, UPT Kebudayaan, Camat dan Lurah kecamatan Mergangsan, Ketua Barahmus DIY, Kepala museum anggota Barahmus dan masyarakat.
Usai pembukaan, Walikota dan para undangan diajak berkunjung ke dalam ruangan museum untuk menyaksikan benda-benda peninggalan bersejarah. (@miX)