KECAMATAN SEHAT KRATON ADAKAN SARASEHAN PENGENDALIAN  DBD DAN LEPTOSPIROSIS

Usaha Pemerintah Kota Yogyakarta  bersama warga masyarakatnya  untuk menanggulangi wabah Demam Berdarah Dengue melalui  program pembagian Abate, Sumilarva dari Yayasan Tahija, kegiatan fogging hingga menggaji petugas pemantau jentik nyamuk  sampai saat ini dirasa belum maksimal menurunkan jumlah penderita Demam Berdarah di Kota Yogyakarta. Untuk itu perlu adanya kesadaran bersama warga masyarakat untuk bergotong royong , membangun kepedulian bersama, serta mengugah partisipasi seluruh komponen masyarakat untuk  memiliki tanggung jawab bersama mengendalikan  Demam Berdarah Dengue ini. Dan ini diharapkan menjadi sebuah nilai sosial bersama dan diharapkan menjadi budaya di masyarakat.

 

Demikian ungkap Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto pada acara Sarasehan Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis di gedung pertemuan Joglo Panembahan Kecamatan Kraton Yogyakarta, Sabtu, (11/06). Sarasehan yang diadakan  oleh Forum Kecamatan Sehat dan Kelurahan Siaga ini menghadirkan pembicara Dr. Akhmad Akhari Sinaga, M,Pd,  Ka. Dinas Kesehatan Propinsi DIY, Drg. Tuty setyowati, MM , Pelaksanan Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan kota Yogyakarta dan Sukantoro, SKM, M.Kes, Kepala Puskesmas Kraton Yogyakarta. Sarasehan ini diikuti 150 peserta dari unsur Jumantik, Ketua RW sekecamatan Kraton, PKK Kecamatan dan Kelurahan, Pengurus Kelurahan Siaga Panembahan, Petehan, dan Kadipaten, Pengurus  Kecamatan Sehat, LPMK, Tokoh Masyarakat, dan Karangtaruna. Hadir pula Ketua TP. PKK Kota Yogyakarta, Hj. Dyah Suminar Zudianto, dan Camat Kraton Drs. Yuniarno AR.

 

Menurut Walikota menanggulangi  penyebab penyakit Demam Berdarah dan  Leptospirosis  bukanlah sebuah pekerjaan yang berat. Apabila semua komponen masyarakat ikut bertanggung jawab akan kesehatan dan kebersihan lingkungan di sekitarnya, tanpa mengharapkan petugas. “Tugas menjaga kebersihan dan memantau jentik nyamuk  bukan semata-mata tugasnya para petugas. Tetapi tugas  kita semua. Tugasnya setiap anggota keluarga. Saya rasa tugas ini tidak akan menjadi berat apabila dikerjakan secara bersama dan bergotong royong. Kita harus memiliki  komitmen bersama  dan saiyek saeko proyo menangulangi penyebab dari penyakit-penyakit ini,” ujar  Walikota.

 

Walikota berharap setiap hari, masing-masing  anggota keluarga dapat melakukan aksi nyata dengan melakukan PHBS dan 3 M serta membersihkan rumah, halaman, melakukan pemeriksaan bak mandi dan tandon air, sumur dan pengelolaan  lingkungan sekitarnya secara baik dan rutin. Selain itu, Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan harus terus melakukan penyuluhan dan sosialisasi dengan  penyebaran poster  dan himbauan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungannya.

 

Sementara itu,  Kepala Puskesmas Kecamatan Kraton Yogyakarta Sukantoro, SKM, M.Kes. mengatakan  Kecamatan Kraton, di awal tahun 2010  sampai dengan bulan April 2010 terjadi peningkatan kasus Penderita Demam Berdarah secara drastis yakni 31 kasus. Padahal menurutnya, tahun 2009 hanya terjadi 19 kasus. Sedangkan di tahun 2011 ini sudah terjadi 4 kasus di bulan Januari, bulan Februari terjadi 3 kasus, Maret 2 kasus dan April 0 kasus.  Sedangkan penyakit Leptospirosis, di Kota Yogyakarta sampai dengan bulan April 2011 terjadi 25 kasus, 7 kasus diantaranya meninggal dunia atau angka kematian mencapai 28 persen.

 

Sukantoro menambahkan, melihat kondisi seperti ini, diperlukan upaya yang terpadu antara masyarakat dan pemerintah serta sektor swasta untuk menekan penyebaran penyakit ini.  Semua elemen masyarakat juga diharapkan memiliki komitmen bersama mewujudkan wilayah bebas jentik, menindaklanjuti kesepakatan bersama yang telah dituangkan dalam Community Deal yang telah terbentuk di  masing-masing wilayah,  dan peran dari pengurus kampung seperti RT dan RW  terhadap upaya yang ada di wilayah lebih ditingkatkan lagi. “ Selama ini Juru Pemantau Jentik ( Jumantik ) seakan-akan berjalan sendiri. Padahal Jumantik itu berasal dari masyarakat, yang mestinya hasilnya untuk masyarakat itu dan sebagai bahan evaluasi di wilayah itu sendiri. Masyarakat juga diharapkan menjadi Jumantik sendiri di rumah masing-masing,” tambah Kantono.

 

Kecamatan Kraton telah melakukan upaya pengendalian DBD  melalui Kelurahan Siaga dan Puskesmas Kraton , sosialisasi kepada ketua RW dan Tokoh masyarakat yang menghasilkan  pembentukan Kesepakatan Bersama (community Deal) untuk mewujudkan wialayah bebas jentik serta melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secra masal dan pembentukan Juru Pemantau Jentik di masing-masing RT.

 

Sedangkan tujuan dari kegiatan sarasehan ini untuk menyosialisasikan  pengetahuan tentang penyakit DBD dan leptospirosis beserta pencegahannya serta memotivasi masyarakat dalam pencegahan DBD dan leptospirosis berbasis masyarakat. Juga mencari dukungan pengurus RT dan RW  serta mewujudkan kelurahan Siaga yang betul betul siaga dalam mencegah penyakit DBD dan Leptospirosis. (@mix)