Kaya Potensi Seni Budaya dan Sejarah, Gunungketur Bersaing Lomba Kelurahan 2023

Pakualaman – Potensi seni budaya hingga produk kreatif UMKM, membawa Kelurahan Gunungketur menjadi wakil Kota Yogyakarta dalam lomba kelurahan tingkat DIY tahun 2023.

Lurah Gunungketur Sunarni mengatakan, lokasi Gunungketur yang berada di wilayah cagar budaya yaitu Kadipaten Pakualaman, kaya akan seni dan budaya, yang mana menjadi potensi kuat melalui story telling bernilai sejarah.

“Gunungketur memiliki banyak potensi seni budaya, hingga produk-produk kreatif UMKM dari warga sekitar. Ada sanggar seni, sasana jemparingan, dan WARSIMAH atau warung edukasi omah kreatif loedji16, yang menjadi pusat kegiatan edukasi anak dan pemberdayaa perempuan,” jelasnya saat diwawancarai, Selasa (30/5) di kantor Kelurahan Gunungketur, pada kegiatan Tinjauan Lapangan Lomba Kelurahan Tingkat DIY 2023.

Potensi unggulan Gunungketur selain seni budaya dan kawasan cagar budaya, adalah produk batik tulis, cap hingga ecoprint dan beragam kulinernya. Sunarni menyebutkan, ada bir pletok, jamu, stik bayam brasil, bakpia dan giri pandan wangi.

“Terdapat empat sentra batik di Gunungketur, untuk produk kuliner yang spesial adalah giri pandan wangi, hidangan penutup tradisional yang dikombinasikan dengan dessert kekinian, dan juga sering menjadi pesanan Kadipaten Pakualaman ketika ada tamu,” ungkapnya.

Satu hal yang baru diluncurkan, tambah Sunarni adalah Wisata Lapas, dimana pengunjung akan diajak berkeliling lapas, belajar sejarah, dan melihat kegiatan pelatihan warga binaan dalam membuat bakpia.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta, Yuniato Dwi Sutono menyambut baik atas terpilihnya Gunungketur menjadi wakil Kota Jogja, bersama Bausasran dalam lomba tersebut. Menurutnya dengan adanya ajang ini, dapat mengukur kinerja dan keberhasilan penyelenggaran pemerintahan di tingkat Kelurahan.

“Gunungketur konsisten dalam mengembangkan wisata seni budaya dan sejarah berbasis masyarakat, yang merupakan implementasi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dengan letaknya yang strategis di kawasan cagar budaya, pemerintah berkomitmen untuk terus lakukan penataan pengembangannya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Juri Lomba Kelurahan Tingkat DIY, Sukamto menjelaskan, penilaian lomba dilakukan dalam tiga tahap, mulai dari penilian admistrasi yang telah dilakukan pada 16 Mei lalu. Kemudian peninjauan lapangan yang mempunyai bobot nilai tertinggi.

“Penilaian di pada tahap ini, ditujukan untuk memastikan kesesuaian data di dalam dokumen yang disampaikan dengan kondisi sebenarnya di lapangan, yang meliputi aspek pemerintahan, kewilayahan, dan pemberdayaan masyarakat, termasuk inovasi yang sudah dilahirkan," katanya.

Selanjutnya pada tahap terakhir, lanjut Sukamto, adalah pemaparan dari Lurah Gunungketur pada Juni mendatang. Ketika hasil akhir menjadi yang terbaik, di antara Kelurahan Bausasran dan Kalurahan Wates, akan mewakili DIY pada Loma Desa Kelurahan di tingkat Nasional, untuk regional Jawa Bali. (Jul)